Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan kembali berpesta laba besar di kuartal III 2022. Selain kinerja kredit yang terus meningkat sehingga pendapatan melesat, bank juga terus menurunkan pencadangan.
Ini dilakukan seiring menurunnya restrukturisasi kredit terdampak Covid-19. Juga kemampuan bank menekan kredit bermasalah alias non performing loan (NPL).
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencatatkan laba bersih Rp 13,69 triliun di September 2022. Nilai ini naik 76,8% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 7,74 triliun.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan pendapatan bunga bersih tumbuh 5,2% menjadi Rp 30,19 triliun. Diikuti oleh pendapatan non bunga yang naik 7,8% menjadi Rp 11,01 triliun, didorong oleh transaksi digital dan pendapatan berbasis komisi dari bisnis sindikasi.
Baca Juga: Laba BNI (BBNI) Melompat 76,8% Jadi Rp 13,7 triliun hingga Kuartal III
Selain itu, BNI mengurangi pencadangan 35,3% dari Rp 13,79 triliun menjadi Rp 8,92 triliun. Memang, NPL BNI telah turun dari 3,8% di September 2021 menjadi 3,0% di sembilan bulan pertama tahun ini.
Adapun portofolio kredit yang terdampak Covid-19 melorot 24,49% dari Rp 78,8 triliun menjadi Rp 59,5 triliun di kuartal ketiga 2022. Sedangkan kredit secara keseluruhan mampu tumbuh 9,1% dari Rp 570,64 triliun menjadi Rp 622,60 triliun.
Dengan menyasar segmen korporasi top tier dan regional champion beserta value chain dan cross selling, BNI yakin kredit tahun ini bisa tercapai sesuai target di rentang 7% hingga 10%.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan masih menyusun rencana bisnis bank (RBB) 2023. Kendati demikian, ia menyatakan BNI akan tumbuh secara konservatif dengan menargetkan pasar yang dalam jangka panjang yakni top tier korporasi beserta value chainnya.
Baca Juga: Ekosistem Digital BTN Semakin Meningkat, Didukung Transformasi BUMN
"Secara guidance, kita (kredit) tumbuh 7% hingga 9%. Kita akan menjaga net interest margin (NIM) di level 4,5% hingga 4,7% dan pertumbuhan kredit kita lakukan dengan strategi pertumbuhan yang konservatif dan segmen yang menguntungkan baik dari sisi margin, dan kita jaga kualitas aset," ujar Novita.
Ia menyatakan, NPL BNI tren terus membaik dari 3,8% di September 2021 menjadi 3,0% di sembilan bulan pertama 2022. Ia berharap NPL ini akan terus membaik hingga bisa ditekan ke level di kisaran 2,5%.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berhasil mengantongi laba sebesar Rp 29 triliun sampai dengan September 2022. Capaian tersebut tumbuh 24,8% dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 23,2 triliun.
Baca Juga: Saham BBCA Tembus Rekor Tertinggi Baru Rp 8.900, Kapitalisasi Pasar Rp 1.097 triliun