kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semester II, bank syariah pesimistis


Rabu, 14 Agustus 2013 / 14:50 WIB
Semester II, bank syariah pesimistis
ILUSTRASI. IHSG Jumat (18/3) berpeluang menguat. ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.


Reporter: Emma Ratna Fury | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Kondisi perekonomian tanah air yang tidak sekinclong tahun lalu menciutkan pelaku perbankan. Termasuk industri perbankan syariah. Inflasi dan kenaikan suku bunga acuan (BI rate) menjadi momok menakutkan yang membayangi kinerja perbankan syariah.

Direktur Finance dan Operation Bank Muamalat Hendiarto, memprediksi besaran margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) bakal tertekan. Ujungnya, laba Bank Muamalat berpotensi menurun. Atas dasar itulah, Bank Muamalat bakal melakukan sejumlah strategi.

Salah satu jurus andalan yakni menekan biaya dana. Caranya, Bank Muamalat menggenjot pendanaan ritel. Selain itu, Bank Muamalat akan mengerem penambahan kantor cabang. “Kami akan melihat dahulu situasi ekonomi di akhir tahun. Selanjutnya, kami ekspansi di tahun 2014”, imbuh Hendiarto, Selasa (13/8).

Catatan saja, selama separuh pertama 2013, kinerja Bank Muamalat terbilang kinclong. Laba melesat sekitar 51% menjadi sebesar Rp 281 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 185 miliar. ”Kenaikan laba karena pertumbuhan pembiayaan sekitar 41%-46%," imbuhnya.

Selama semester satu, porsi pembiayaan ritel masih menjadi penyumbang terbesar atau setara dengan 60% dari total pembiayaaan. Sedangkan pembiayaan korporasi sekitar 40%. Sementara itu, hingga akhir Juni kemarin, pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) Bank Muamalat masih terkontrol dengan baik. NPF Bank Muamalat turun tipis menjadi 1,86% dibandingkan level 1,94% pada periode yang sama di tahun 2012.

Di sisi lain, nasib kurang beruntung terjadi di Bank Syariah Mandiri (BSM). Di akhir Juni lalu, anak usaha Bank Mandiri ini mencatat penurunan laba 7,6% menjadi Rp 366 miliar dari sebelumnya Rp 396 miliar. Di semester I-2013, BSM menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 48 triliun, naik 23% dari posisi Rp 39 triliun di periode yang sama tahun lalu. "Kami tidak melakukan perubahan target laba hingga akhir 2013,” ujar Direktur Utama BSM Yuslam Fauzi.

Meski rapor semester satu memerah, BSM masih optimistis. Menatap semester dua, BSM menyiapkan berbagai strategi untuk meningkatkan performa. BSM bakal memaksimalkan pendapatan komisi alias fee based income.
Saat ini, pendapatan fee based income BSM bergantung pada layanan remitansi dan gadai emas. “Situasi ekonomi 2013 memang tidak terlalu bagus, tapi fee based income tetap berjalan baik dan bisa diandalkan," terang Yuslam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×