Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Permintaan kredit masih lesu. Mengutip data terbaru uang beredar terbitan Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit perbankan hanya tumbuh 6,4% menjadi Rp 4.243,9 triliun per September 2016 secara tahunan.
Meski tetap mencatatkan pertumbuhan, penyaluran kredit terus melambat. Sebagai perbandingan, kredit perbankan masih mampu tumbuh sebesar 6,8% pada Agustus kemarin.
Dari sisi jenis kredit, perlambatan kredit bersumber dari rendahnya minat pebisnis mencairkan kredit modal kerja (KMK). Per September, KMK hanya tumbuh 4,06%.
Tapi, pebisnis masih berani ekspansi di masa depan dengan menarik kredit investasi. Ini terlihat dari kredit investasi yang tumbuh tertinggi atau sebesar 9,3%. Disusul kredit konsumsi yang meningkat 7,85%.
Sayangnya, data BI tidak merinci rapor kredit bank berdasarkan kegiatan usaha (BUKU). Sebagai gambaran, bank kecil atau bank BUKU I dan bank kelas menengah bank BUKU III mengalami stagnasi penyaluran kredit hingga akhir Agustus 2016.
Kredit bank BUKU I minus 45,14% menjadi Rp 63,56 triliun dari posisi Rp 115,89 triliun yoy. Senasib, penyaluran kredit bank BUKU III hanya naik 3,58% per Agustus 2016.
Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk Edy Kuntardjo mengatakan, anjloknya pertumbuhan kredit bank kecil disebabkan efek perlambatan ekonomi global. Hal ini tercermin pula dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang terus meningkat.
"Kami tetap fokus untuk menurunkan NPL. Jika tetap ingin ada pertumbuhan kredit, tentu harus sangat hati-hati," kata Edy kepada KONTAN, Senin (1/11).
Kredit Bank Ina hanya tumbuh 4,29% menjadi Rp 1,43 triliun. Sementara NPL di level 0,9%.
Tumbuh tinggi
Nasib bank besar lebih beruntung. Sejumlah bank besar tetap membukukan pertumbuhan kredit tinggi. Misalnya Bank Negara Indonesia (BNI) yang mencetak kenaikan kredit sebesar 21,1% di akhir kuartal III 2016.
Sekretaris Perusahaan BNI Ryan Krianto bilang, segmen business banking yang tumbuh 23,5% menolong penyaluran kredit BNI. Ada pula Bank Tabungan Negara (BTN) yang mencetak kenaikan kredit 16,9%.
Direktur Keuangan dan Tresuri BTN Iman Nugroho Soeko menilai, penyaluran kredit masih melambat seiring pengusaha yang enggan meminjam uang ke bank karena prospek usaha masih buram.
Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij menyatakan, bank kecil lebih merasakan dampak perlambatan kredit. "Bank besar optimistis tumbuh karena ada proyek infrastruktur," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News