kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Setelah reksadana, OVO kini melirik bisnis pembelian SBN


Rabu, 08 Januari 2020 / 20:07 WIB
Setelah reksadana, OVO kini melirik bisnis pembelian SBN
ILUSTRASI. Konsumen memindai?barcode untuk melakukan pembayaran dengan aplikasi uang elektronik di salah satu gerai minuman di Jakarta, Selasa (7/1). Pelaku industri uang elektronik memproyeksi industri uang elektronik berpotensi memberikan kontribusi hingga 8 perse


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Visionet Internasional sebagai pengelola uang elektronik OVO mempersiapkan layanan terbaru di OVO Invest. Sebelumnya, Unicorn uang elektronik ini menggandeng Ciptadana Asset Management (CAM) untuk menghadirkan produk reksadana.

President Director OVO Karaniya Dharmasaputra menyatakan tengah menyiapkan strategi untuk menggarap bisnis pembelian atau booking Surat Utang Negara (SBN) ritel. Memang pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) aktif merilis SBN.

Baca Juga: Perluas layanan, Pegadaian gandeng OVO hingga Baznas

"Invesment kita reksadana pasar uang. Tapi kita sedang menjajaki untuk membantu Kementerian Keuangan untuk pembelian SBN ritel. Jadi kita mau mulai itu juga," ujar Karaniya, Rabu (8/1).

Ia mengaku strategi ini akan diajukan secara resmi ke Kemenkeu. Kendati demikian, secara informal, Karaniya telah menjalin komunikasi dengan Kemenkeu. Ia mengaku, pemerintah menyambut baik rencana OVO ini.

"Prinsipnya kementerian keuangan mau supaya semakin banyak didistribusikan dengan online. Karena online memiliki kekuatan untuk jangkau hingga segmen ritel," papar Karaniya.

Baca Juga: Sepanjang 2019 OVO catat 1 miliar transaksi

Lanjutnya, selain itu, dalam menggarap bisnis baru ini, OVO menggandeng Bareksa lantaran sudah terdaftar sebagai mitra distribusi.

"Pihak Kemenkeu bilang Ovo bisa mendaftar sebagai lembaga persepsi yang bisa menerima pembayaran. Kan Tokopedia udah selain bank. Sambil itu jalan, kan ekosistem OVO besar. Ini yang ingin kita jalankan untuk dorong lebih jauh lagi," tambahnya.

Terkait OVO Invest reksadana, Karaniya bilang saat ini masih dalam proses mengurus izin dari Bank Indonesia. Tahapnya ialah pendaftaran sand box di BI. Lantaran fitur ini terbilang sangat baru di mana uang elektronik mengembangkan investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×