Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati pandemi Covid-19 telah berdampak negatif pada berbagai sektor industri. Nyatanya, di tengah pandemi dan ketidakpastian ekonomi ini, sektor insurance technology (insurtech) atau asuransi berbasis teknologi justru mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia.
Misalnya saja, perusahaan insurtech, Fuse mengumumkan kinerja 2021 dengan membukukan pendapatan premi bruto (GWP) lebih dari US$ 105 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun. Angka ini menggambarkan kontribusi Fuse lebih dari 2% terhadap pangsa pasar asuransi umum di Tanah Air. Raihan ini didapat dari kontribusi model bisnis B2A (business to agent/ broker) dan B2B2C.
Belum lama ini, Fuse juga ditunjuk oleh Tokopedia sebagai satu-satunya insurtech yang mendukung semua kebutuhan asuransi umum di platform Tokopedia. Ini menjadi bagian dari fokus Fuse pada kemitraan strategis untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis sekaligus memperluas akses masyarakat terhadap asuransi.
Baca Juga: Fuse Bukukan Premi Lebih dari Rp 1,5 Triliun di 2021
Sementara itu, kemitraan strategis juga dilakukan Fuse lewat kolaborasi dengan lembaga keuangan tradisional termasuk Maybank Finance, Wuling Finance, Simas Hana Finance dan Clipan Finance, dengan menawarkan produk asuransi konvensional.
"Kombinasi dari kanal digital dan konvensional membantu mengembangkan bisnis kami hingga berkali-kali lipat di tahun 2021. Kami optimistis dapat melanjutkan momentum yang kuat ini pada tahun 2022 di Indonesia,” ungkap Andy Yeung Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Fuse kepada kontan.co.id, Senin (7/2).
Andy menjelaskan, pengalaman Fuse di Indonesia ini telah memberikan pihaknya wawawasan yang luar biasa tentang pasar insurtech. Hal ini menjadi landasan Fuse untuk berekspansi di wilayah Asia Tenggara.
"Fuse berada di posisi yang tepat untuk memasuki pasar asuransi potensial yang kurang terpenetrasi ini melalui platform teknologi unik, yang menghadirkan kanal-kanal distribusi yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen," kata Andy.
Andy menyebut, tingkat penetrasi asuransi di Asia Tenggara kurang dari 5%, dan ada lebih dari 600 juta orang di Asia Tenggara yang masih belum terproteksi.
Oleh karena itu, ini menjadi momentum bagi Fuse memperluas pangsa pasarnya ke hingga ke Asia Tenggara. Fuse memang telah beroperasi di Vietnam. Fuse juga tengah membidik Thailand dalam memperluas pangsa pasar.
Baca Juga: Asuransi Umum Mencuil Pendapatan dari Kanal Digital
"Terkait ekspansi di wilayah Asia Tenggara ini, Fokus Fuse adalah berusaha sebaik mungkin untuk mengembangkan platform teknologi, serta produk asuransi yang paling terjangkau dan sesuai kebutuhan. Kami sangat percaya bahwa transformasi asuransi digital dapat membantu lebih banyak orang mendapatkan proteksi asuransi. Kami optimistis melanjutkan momentum yang kuat ini pada tahun 2022," jelas Andy.