kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simpanan giro dan deposito melambat


Selasa, 02 Januari 2018 / 06:20 WIB
Simpanan giro dan deposito melambat


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah perbankan menggenjot pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tertatih jelang akhir tahun lalu. Ini tercermin dari pertumbuhan simpanan perbankan yang hanya satu digit.

Berdasarkan data uang beredar oleh Bank Indonesia (BI), perbankan mencatat pertumbuhan DPK sebesar 9,07% atau menjadi Rp 5.048,8 triliun per November 2017, atau lebih rendah dari pertumbuhan simpanan sebesar 10,64% di Oktober 2017. 

Simpanan jenis giro dan deposito menjadi penyebab perlambatan pertumbuhan DPK. Untuk simpanan giro hanya tumbuh 8,11% atau senilai Rp 1.133,3 triliun, dan deposito tumbuh 8,60% atau menjadi Rp 2.284,2 triliun. 

PT Bank Central Asia Tbk (BCA), termasuk salah satu bank yang  pertumbuhan penghimpunan dananya melambat. Bank berkode saham BBCA ini mencatat, DPK tumbuh 11% per November 2017, atau lebih rendah dari pertumbuhan sebesar 13,89% di bulan Oktober 2017.

Sekretaris Korporasi BCA Jan Hendra mengatakan, pertumbuhan DPK terbesar disumbang oleh deposito. Nah, penyusutan suku bunga deposito di semester II tahun lalu ikut mempengaruhi pertumbuhan deposito di BCA.

"Ini disesuaikan dengan kondisi pasar yang ada," kata Jan kepada KONTAN, Sabtu (30/12). BCA mencatat deposito turun kurang lebih 10% menjadi 18,58% di November 2017. BCA menghimpun DPK sebesar Rp 575,05 triliun per November. Porsi terbesar dari tabungan yakni senilai Rp 287,41 triliun.

Sedangkan, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat perlambatan pertumbuhan giro menjadi 23,01% per November 2017, dibandingkan posisi pertumbuhan 27,12% di bulan sebelumnya. 

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan, penurunan terjadi karena tagihan perusahaan yang baru mulai masuk di bulan Desember. Kemungkinan simpanan giro akan kembali naik di akhir tahun. 

Kendati demikian, perlambatan giro tidak berdampak pada pertumbuhan DPK. BNI telah menghimpun dana sebesar Rp 451,57 triliun atau tumbuh 15,91% per November 2017, lebih tinggi sedikit dari pertumbuhan sebesar 15,03% pada Oktober 2017. 

Herry menambahkan, BNI akan menjaga likuiditas dengan aman. Dengan rasio simpanan terhadap pinjaman atau loan to deposit ratio (LDR) akan terjaga di level 90%. Untuk tahun ini, rasio LDR targetnya sebesar 90% dengan pertumbuhan DPK 11%-14%. 

Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Budi Satria mengatakan, pihaknya mencatat pertumbuhan DPK di November 2017 lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya. Bank ini mencatat DPK tumbuh 15,75% pada bulan November 2017. 

Budi menjelaskan, khusus untuk tabungan, terjadi perpindahan dana ke simpanan deposito di bulan November 2017. Namun, perpindahan dana tidak terlalu besar, yakni hanya Rp 500 miliar. "Itu karena kami menurunkan bunga tabungan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×