kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simpanan valas di bank bisa naik bila dollar menguat


Kamis, 01 Februari 2018 / 18:43 WIB
Simpanan valas di bank bisa naik bila dollar menguat
ILUSTRASI. Mata Uang Rupiah dan Dollar Amerika


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam analisis uang beredar per akhir Desember 2017 menunjukkan, perolehan dana pihak ketiga (DPK) atau simpanan nasabah di perbankan mengalami pelambatan.

Hal ini terlihat DPK di bulan Desember 2017 hanya naik 8,3% menjadi secara tahunan atau year on year (yoy) Rp 4.433,7 triliun. Padahal, di bulan November 2017 DPK sempat tumbuh sebesar 9,1% yoy.

Perlambatan terjadi hampir di seluruh jenisnya, terutama deposito dan tabungan dalam denominasi rupiah menjadi 7,3% dan 11,2% yoy. Sejalan dengan hal itu, DPK valuta asing (valas) juga turut mengalami perlambatan yaitu dari 1,2% pada November 2017 menjadi 0,3% yoy menjadi hanya Rp 707,8 triliun.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Anton Gunawan menilai DPK valas sangat dipengaruhi pergerakan kurs mata uang asing. Artinya, jika perubahan kurs valas ke arah yang membaik, tentu permintaan kredit dan pasokan dana bakal lebih meningkat.

"Tergantung seberapa volatalitas perubahan kurs. Kalau volatilitas, maka belum tentu membantu perspektif bahwa meminjam dalam bentuk valas bisa lebih murah, dan sebaliknya dari sisi simpanan," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (1/2).

Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi perlambatan dana dalam bentuk valas antara lain terkait tren normalisasi suku bunga di negara maju. "Kenaikan suku bunga pada titik tertentu, akan berpengaruh pada kenaikan suku bunga di Indonesia," ujarnya.

Menurutnya, saat ini kondisi kurs dalam mata uang dollar cenderung mengalami pelemahan maka dari sisi investor maupun depositor masih belum tertarik untuk bertransaksi dalam mata uang asing. Alhasil, dalam jangka pendek masih bakal stagnan.

Anton menilai sentimen kenaikan The Fed fund rate (FFR) sebanyak tiga kali pada tahun ini juga sudah diantisipasi oleh pasar. Hanya saja, jika suku bunga bank sentral Amerika Serikat ini bisa meningkat sebanyak 4 kali dalam setahun, maka diperkirakan dollar bakal membaik dan permintaan akan ikut meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×