Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Tahun depan, lalu lintas barang dan jasa antara sepuluh negara ASEAN bakal semakin ramai seiring berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Bagi industri perbankan, pasar bebas ASEAN mulai berlaku pada tahun 2020.
Namun, perbankan berpotensi mendapatkan berkah dari marak dari maraknya lalu lintas perdagangan. Hal ini terkait rencana Bank Indonesia (BI) yang tengah memfinalisasi sistem dan infrastruktur sistem pembayaran cepat untuk valuta asing atawa real time gross settlement (RTGS) multi currency.
"Sistem RTGS multicurrency sudah siap online ketika perbankan mulai membutuhkan itu," ujar Ronald Waas, Deputi Gubernur BI, Senin (1/9). Kendati sudah siap dioperasionalkan, hingga kini belum ada bank yang mengimplementasikan RTGS multicurrency. Sebab, perbankan masih memanfaatkan bank koresponden ketika melakukan transfer dalam bentuk valuta asing.
Ronald menambahkan, RTGS multicurrency yang dirancang BI mampu menampung setidaknya tiga mata uang asing. Yakni, yuan atau renminbi China dan dollar Singapura. Ada juga dollar Amerika Serikat (AS) yang berlaku saat ini.
RTGS jilid II
Tiga mata uang ini dipilih BI karena banyak diminati para pelaku transaksi. "BI akan membuka mata uang lain jika ada kebutuhan tinggi pada mata uang lain," jelas Ronald. Tidak cuma bersiap menambah jenis mata uang, BI juga tengah membangun sistem yang menghubungkan RTGS multicurrency dengan settlement surat berharga.
Asal tahu saja, sistem RTGS terbaru racikan BI ini merupakan RTGS multicurrency jilid II. Perbedaan dengan generasi jilid I adalah kapasitas yang semakin besar dan teknologi yang lebih mumpuni. Secara historis, tren transaksi RTGS terus mengalami peningkatan. Mengutip data BI, total nilai transaksi RTGS dalam denominasi rupiah mencapai Rp 9.445,92 triliun di sepanjang Juli.
Pada periode sama, volume transaksi RTGS mencapai 1,5 juta kali. Jika dilihat berdasarkan kelompok bank, transaksi RTGS juga terus mendaki. Misal, bank konvensional mencatat nilai transaksi RTGS sebesar Rp 3.707,44 triliun per Juli tahun ini.
Angka ini lebih besar 19,5% dibandingkan rata-rata transaksi RTGS di sepanjang tahun 2013 yang sebesar 3.102,25 triliun. Tahun lalu, total nilai transaksi RTGS mencapai Rp 37.227,03 triliun (lihat tabel).
Yang pasti, bank bakal mendulang untung besar. Sebagai gambaran, saat ini bank mematok biaya RTGS antara Rp 20.000 - Rp 30.000, tergantung nilai dan waktu transaksi. BI bilang, bank hanya perlu merubah sedikit komponen di sistem agar bisa melakukan RTGS multicurrency.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News