kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,72   -3,94   -0.44%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SMF berencana terbitkan obligasi Rp 1,5 triliun


Kamis, 06 Agustus 2015 / 17:16 WIB
SMF berencana terbitkan obligasi Rp 1,5 triliun


Reporter: Dina Farisah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Memasuki semester II-2015, obligasi jatuh tempo PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) cukup semarak. Perseroan berencana menerbitkan obligasi Rp 1,5 triliun guna menggantikan obligasi jatuh tempo.

Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), Raharjo Adisusanto menjelaskan, perusahaan umumnya menerbitkan obligasi jatuh tempo sebanyak tiga hingga empat kali dalam satu tahun. Banyaknya penerbitan obligasi disesuaikan dengan kebutuhan pendanaan perusahaan.

Pada bulan Juli, SMF telah menerbitkan obligasi tahap I sebesar Rp 500 miliar. Ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan II dengan total Rp 2,5 triliun. Besaran penerbitan awal ini disesuaikan dengan kebutuhan pendanaan dan situasi pasar.

“Walaupun penawaran yang masuk lebih dari itu (oversubscribes), namun kita tidak menyerap semua penawaran yang masuk karena masalah tingkat suku bunga yang tinggi saat ini. Semester II-2015, kami akan terbitkan obligasi lagi,” terang Raharjo, Kamis (6/8).

Direktur PT Sarana Multigriya Finansial, Trisnadi Yulrisman menuturkan, obligasi jatuh tempo SMF pada semester II-2015 sebesar Rp 1,5 triliun. Perseroan membuka peluang penerbitan obligasi dengan jumlah yang sama untuk menggantikan obligasi yang jatuh tempo (refinancing).

“Iya kemungkinan kami akan terbitkan obligasi sesuai dengan besaran yang jatuh tempo,” sambung Raharjo.

Saat ini, opsi penerbitan obligasi dinilai lebih cocok ketimbang menerbitkan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN). Sebab, SMF merupakan penyalur dana jangka panjang. Dengan demikian, sumber pendanaannya juga harus diimbangi dengan tenor panjang.

Namun dalam beberapa kasus, ada pula investor yang meminta tenor pendek lantaran suku bunga tinggi. Untuk kasus tertentu ini, pihaknya menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari MTN. “MTN hanya untuk strategic investor karena prosesnya lebih cepat. Kami menyesuaikan dengan kondisi,” tutup Raharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×