kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

SMF bidik pendanaan Rp 9 triliun di tahun ini, simak strateginya


Senin, 21 Januari 2019 / 18:11 WIB
SMF bidik pendanaan Rp 9 triliun di tahun ini, simak strateginya


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), atau dikenal dengan SMF bidik pendanaan sebesar Rp 9 triliun di tahun 2019. Jumlah tersebut naik signifikan dibandingkan realisasi pendanaan tahun lalu, yaitu Rp 6,4 triliun.

Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF Heliantopo mengatakan, pihaknya optimistis bisa meraih pendanaan tersebut, karena telah menyiapkan sejumlah strategi, di antara menerbitkan surat utang tahun ini sebanyak empat kali. Salah satunya, penerbitan surat pertama, yang rencananya dana terkumpul pada Februari 2018.

“Kami percaya akan memenuhi target, maka kami akan melihat waktu dan kondisi pasar untuk menerbitkan obligasi,” kata Helintopo di Jakarta, (21/1).

Adapun porsi pendanaan sebesar Rp 9 triliun, berasal dari penerbitan surat utang, ekuitas, MTN, sukuk dan juga money market. Sementara sampai 2018, 70% pendanaan SMF berasal dari penerbitan surat utang.

Menurutnya, kondisi pasar pembiayaan sekunder di tahun 2019 cukup menantang, karena mereka harus bersaing dengan sejumlah emiten dalam menerbitkan obligasi dan sekuritisasi. Maka itu, SMF gencar bekerjasama dengan penyalur KPR, yaitu perbankan.

Meski menantang, SMF menargetkan penyaluran pinjaman kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 10 triliun, atau meningkat 2,04% dari realisasi tahun lalu Rp 9,8 triliun. Sementara target transaksi sekuritasisasi KPR di tahun ini naik 10% menjadi Rp 2,2 triliun.

Ia menjelaskan, alasan kenapa target pendanaan yang dibidik meningkat tapi target penyaluran pinjaman cenderung konservatif. Karena mempertimbangkan pembayaran obligasi jatuh tempo pada tahun depan.

“Karena ada obligasi jatuh tempo, ada yang setahun, ada yang dua tahun bahkan lima tahun. Kebetulan tahun depan, banyak yang jatuh tempo. Sehingga untuk mempertahankan outstanding perlu mempertimbangkan dari sisi neraca agar berimbang,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×