kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.506   31,00   0,20%
  • IDX 7.736   0,77   0,01%
  • KOMPAS100 1.201   -0,83   -0,07%
  • LQ45 959   -0,02   0,00%
  • ISSI 232   -0,49   -0,21%
  • IDX30 493   0,72   0,15%
  • IDXHIDIV20 592   1,38   0,23%
  • IDX80 137   0,09   0,07%
  • IDXV30 143   0,13   0,09%
  • IDXQ30 164   0,10   0,06%

Soal Asuransi di Sektor Hijau, Ini Tanggapan Asosiasi Sampai Pelaku Industri


Kamis, 25 Juli 2024 / 19:55 WIB
Soal Asuransi di Sektor Hijau, Ini Tanggapan Asosiasi Sampai Pelaku Industri
ILUSTRASI. AAUI tengah melakukan diskusi bersama pelaku industri dan regulator terkait proteksi di sektor ekonomi hijau.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengatakan pihaknya tengah melakukan diskusi bersama pelaku industri dan regulator terkait proteksi di sektor ekonomi hijau atau economic green. 

Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan salah satu pembahasannya mengenai tahapan dan peta jalan untuk mengimplementasikan proteksi ini nantinya. 

"Kami sudah mulai, jadi bikin semacam small roadmap green, bagaimana arah ke depannya," katanya di Jakarta (25/7). 

Mengenai hal itu, PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) melihat produk asuransi berbasis ramah lingkungan menjadi peluang bagi perusahaan untuk memperbesar bisnis. Saat ini ACPI memiliki produk asuransi kendaraan listrik sebagai salah satu upaya untuk mendukung sektor ekonomi hijau. 

Baca Juga: Bio Farma Ajukan PMN Rp 2,21 Triliun di Tengah Persoalan yang Membelit INAF dan KAEF

"Prospek asuransi berbasis hijau kedepannya akan sangat menjanjikan. Contohnya dalam penggunaan kendaraan listik yang diprediksikan akan semakin meningkat. Terlihat dari sudah banyaknya produsen mobil yang mengeluarkan varian mobil Listrik," kata Wakil Presiden Direktur ACPI Nico Prawiro kepada Kontan. 

Namun, lanjut Nico, ACPI masih berhati-hati untuk terjun lebih dalam ke ranah ini dan memperluas produk di sektor hijau. Ia menilai dalam menentukan cara perlindungan, premi asuransi, serta pengelolaan risiko, perlu dipertimbangkan dengan lebih spesifik lagi.

Di sisi lain, PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) mengungungkapkan saat ini perusahaannya sudah memberikan perlindungan di sektor ekonomi hijau. Namun produk ini masih dalam tahap awal, sehingga premi yang dikumpulkan masih kurang dari Rp100 juta untuk perlindungan 3 bulan dan claim experience 50%.

"Kami sudah memiliki inisiatif incubator untuk asuransi kelebihan/kekurangan curah hujan untuk tanaman kakao berbasis data satelite, bekerja sama dengan produsen coklat MARS dan IFC 2 tahun yang lalu untuk 5 kecamatan di Palu," kata Presiden Direktur Asuransi Bintang HSM Widodo kepada KONTAN 

Dalam upaya mengembangkan sektor hijau, Widodo mengungkapkan pihaknya terus melakukan diskusi intensif dengan beberapa institusi dalam dan luar negri agar jangkauannya lebih luas.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid menyatakan adanya risiko dalam hal transisi untuk mencapai ekonomi hijau dan berkelanjutan. Salah satu contoh adalah banyaknya kemungkinan investasi dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Sehingga ia berkeinginan agar industri asuransi masuk ke sektor ekonomi hijau dan berkelanjutan untuk meminimalisir risiko ketidakpastian yang tinggi.

Baca Juga: Asei Catat Pendapatan Premi Asuransi Properti Rp 19 Miliar Per Juni 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×