Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Menurut Hexana, penerbitan surat utang melalui skema MCB/subdebt perlu dilakukan secepatnya setelah holding asuransi terbentuk yang diperkirakan pada kuartal I 2020. Alasannya, untuk menyelesaikan masalah likuiditas di dalam Jiwasraya.
Dalam dokumen tersebut, Bahana ditunjuk menjadi ketua holding yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi serta kinerja perusahaan asuransi pelat merah sehingga bisa menghasilkan dividen lebih besar.
Baca Juga: Begini respons Kementerian BUMN dan Taspen terkait isu skema penyelematan Jiwasraya
Meski demikian, Bahana masih membutuhkan izin dari Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN agar tidak perlu lagi membagikan dividen dalam jangka waktu tiga tahun dan fokus membenahi keuangan holding.
Anggota holding lain yang terlibat seperti Jasa Raharja, Jasindo, Askrindo, Jamkrindo dan Jiwasraya. Tapi membuka peluang asuransi pelat merah lain masuk struktur holding seperti Indonesia Re dan Taspen Life. Itu semua kembali lagi dari kajian yang tengah disusun oleh Kementerian BUMN.
“Dengan holding asuransi yang sehat, Bahana akan memiliki kapasitas untuk melakukan raising fund yang lebih besar. Holding asuransi diharapkan dapat berperan menyehatkan Jiwasraya,” pungkas Hexana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News