kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Stimulus BI dongkrak kredit perbankan


Kamis, 30 Juli 2015 / 17:15 WIB
Stimulus BI dongkrak kredit perbankan


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Havid Vebri

PALEMBANG. Perlambatan pertumbuhan kredit perbankan yang terjadi pada paruh pertama tahun ini memang bukan kejutan. Ini sebagai refleksi dari perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Pun demikian, Bank Indonesia (BI) optimistis untuk terus menggerakkan pertumbuhan industri perbankan.

Salah satu cara, yakni dengan menelurkan kebijakan yang pro terhadap aliran kredit. "Terutama mendorong pertumbuhan kredit di segmen usaha mikro, kecil dan menengah. Standar kebijakan kami nantinya memungkinkan bank lebih ekspansif di semester kedua," tutur Agus Martowardojo, Gubernur BI usai Seminar Nasional Laporan Perekonomian Indonesia, Palembang, Kamis (30/7).

Namun, ia mengingatkan, pelaku industri juga tetap harus memperhatikan rasio kredit bermasalah alias Non Performing Loan/NPL yang menunjukkan tren meningkat beberapa bulan belakangan. Sekadar informasi, berdasarkan data BI, NPL industri perbankan terkerek naik menjadi 2,6% di semester pertama ini. Kendati begitu, angka itu masih jauh dibawah ketentuan sebesar 5%.

Yang pasti, ia melanjutkan, kebijakan BI akan lebih menjaga nilai tukar rupiah yang mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia, menjaga batas volatilitas yang sehat dengan cadangan devisa yang memadai. "Namun, stabilitas sistem keuangan sebagai salah satu yang harus terus dijaga oleh otoritas fiskal, moneter maupun sektor riil," terang dia.

Industri perbankan sendiri, menurut dia, telah menerima berbagai relaksasi. Yang terbaru, terkait kebijakan Loan to Value (LTV) untuk kendaraan bermotor dan pemilikan rumah oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diharapkan, relaksasi terkait pelonggaran LTV akan mulai terlihat dampaknya pada paruh kedua ini.

Optimisme BI terhadap perbaikan pertumbuhan kredit perbankan ini bukan isapan jempol. Seiring dengan realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah akan banyak terjadi pada paruh kedua ini. "Ini akan menggerakkan ekonomi. Kalau ekonominya bergerak, kebutuhan kredit pasti meningkat," pungkasnya.

Sebelumnya, Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK mengatakan, tren perlambatan kredit perbankan yang terjadi di sepanjang enam bulan pertama ini membuat otoritas merevisi pertumbuhan kredit perbankan di sepanjang tahun ini. Yakni, dari rencana awal di kisaran 16%-17% menjadi hanya 13%-15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×