Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan, pertumbuhan kredit industri perbankan akan terevisi di level 13%-15% dari target proyeksi semula di posisi 16,47%. Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perbankan OJK, Irwan Lubis mengungkapkan, revisi kredit ke bawah, mayoritas dilakukan oleh perbankan.
Irwan menuturkan, perbankan yang melakukan revisi kredit sebagian besar adalah kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4 dan BUKU 3 dengan modal inti masing-masing antara Rp 5 triliun sampai dengan Rp 30 triliun dan di atas Rp 30 triliun.
Irwan bilang, secara rata-rata perbankan kelas kakap tersebut menurunkan target proyeksi pertumbuhan kredit sebanyak 2%-3% dari target proyeksi semula.
"Sebenarnya BUKU 3 dan BUKU 4 target proyeksi awal tidak terlalu tinggi, hanya kemudian mereka menurunkan. Mungkin mereka melihat realita yg terjadi," kata Irwan di Jakarta, Jumat (3/7).
Irwan bilang, untuk BUKU 1 dan BUKU 2 dengan modal inti masing-masing antara Rp 100 muliar-Rp 1 triliun dan antara Rp 1 triliun-Rp 5 triliun secara rata-rata telah memprpyrksikan pertumbuhan kredit yang mini, sehingga tidak banyak yang melakukan revisi RBB.
Lebih lanjut Irwan menjelaskan, industri perbankan tetap berkomitmen untuk menyalurkan kredit. Revisi proyeksi target lebih dikarenakan penarikan kredit yang melambat, sehingga kredit yang belum disalurkan atau undisburse loan perbankan mengalami kenaikan.
"Masih ada optimisme dari bank untuk menyalurkan kredit, cuma saja tergantung debiturnya. Bank likuiditas sedang bagus, tetapi kalau debitur ada penundaan, maka sangat tergantung pada debitur," jelasnya.
Dengan likuiditas perbankan yang masih longgar tersebut, maka OJK masih optimis pertumbuhan kredit diperkirakan masih akan bisa tumbuh di angka 13%-15%. Hingga saat ini OJK masih melakukan rekapitulasi atas revisi rencana bisnis bank, terutama target proyeksi pertumbuhan kredit.
Catatan saja, Bank Indonesia memproyeksikan revisi pertumbuhan kredit sepanjang tahun 2015 turun ke level 11%-13%. Jauh menurun ketimbang target proyeksi semula di level 15%-17%. Bank sentral juga melakukan revisi pertumbuhan ekonomi nasional menjadi hanya sebesar 5,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News