Strategi Bank di Balik Anjloknya Kredit Kendaraan Bermotor

Jumat, 28 November 2025 / 17:49 WIB

ILUSTRASI. Penjualan mobil baru pada ajang pameran di Tangerang, Minggu (17/8/2025). Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit kendaraan bermotor per Juni 2025 mencapai Rp 145 triliun, meningkat 5,5% secara tahunan. (KONTAN/Baihaki)

Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Seiring anjloknya penjualan mobil di tengah kondisi ekonomi yang kurang kondusif, penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) terpantau turun. Namun begitu, perbankan masih optimistis dapat menjaga pertumbuhan KKB hingga akhir tahun nanti.

Melongok data Bank Indonesia (BI), KKB menjadi satu-satunya jenis kredit konsumer yang penyalurannya turun per Oktober 2025. Jumlahnya hanya mencapai Rp 1.354 triliun, turun 2,1% secara tahunan (year-on-year/YoY). Padahal, per September 2025 penyaluran KKB masih berhasil tumbuh meski terbatas di level 0,7% YoY.

Sebagai perbandingan, kredit konsumsi lainnya masih berhasil tumbuh meski melambat. Diketahui, per Oktober 2025 kredit pemilikan rumah tumbuh 6,8% YoY, lebih lambat dari pertumbuhan 7,2% YoY pada bulan sebelumnya, dan kredit multiguna tumbuh 8,0% YoY, sedikit lebih lambat dari pertumbuhan 8,1% YoY pada bulan sebelumnya.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyebut, tren penurunan KKB ini pada dasarnya sejalan dengan lesunya pasar otomotif. Memang, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan ritel mobil sepanjang sepuluh bulan 2025 turun 9,6% YoY jadi hanya 660.659 unit.

“Market sales untuk roda empat memang tidak tumbuh, terutama untuk mobil baru,” ujar Lani kepada Kontan, Kamis (27/11/2025).

Meski begitu, Lani mengungkapkan bahwa di CIMB Niaga sendiri tren penyaluran KKB masih berhasil tumbuh positif, yakni di kisaran 15% YoY. Namun, sebenarnya capaian ini lebih dominan ditopang aksi refinancing, yang mana nasabah mengajukan pinjaman dan jaminannya adalah kendaraan yang sudah dimiliki.

Selain itu, Lani bilang penyaluran KKB juga banyak menyasar transaksi mobil bekas. Itulah mengapa, pihaknya masih mencatatkan tren positif di tengah lesunya pasar mobil.

Di luar beratnya tekanan pasar, Lani menyebut pihaknya masih optimistis dengan target tinggi. “Kami harapkan masih bisa tumbuh double digit sampai akhir tahun,” katanya.

Sejalan dengan itu, Pemimpin Divisi Sekretaris Perusahaan Bank Sumsel Babel Teddy Kurniawan menyebut penyaluran KKB di bank masih berhasil tumbuh 4% YoY dalam sepuluh bulan terakhir.

Namun, ia tak menampik bahwa penyaluran KKB memang menghadapi sejumlah tantangan. Misalnya, soal persaingan suku bunga dengan lembaga keuangan lainnya seperti leasing.

Menjelang akhir tahun, momentum nataru juga dinilai tak bakal membawa dampak signifikan terhadap tren penyaluran KKB. Maka dari itu, BPD Sumsel Babel lebih fokus pada strategi promosi yang intensif untuk menjaga pertumbuhan kredit.

Dengan langkah itu, targetnya penyaluran KKB bisa lebih melaju di penghujung tahun nanti. “Target akhir tahun dapat tumbuh 8% hingga 10% dari tahun sebelumnya,” ujar Teddy.