kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.290   6,00   0,04%
  • IDX 7.606   72,54   0,96%
  • KOMPAS100 1.082   12,15   1,14%
  • LQ45 800   6,71   0,85%
  • ISSI 254   -0,52   -0,20%
  • IDX30 413   4,37   1,07%
  • IDXHIDIV20 473   6,15   1,32%
  • IDX80 121   0,84   0,71%
  • IDXV30 126   2,02   1,63%
  • IDXQ30 132   1,65   1,26%

Pasar Otomotif Lesu, Bank Masih Genjot Kredit Kendaraan


Senin, 11 Agustus 2025 / 22:36 WIB
Pasar Otomotif Lesu, Bank Masih Genjot Kredit Kendaraan
ILUSTRASI. Menilik data Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit kendaraan bermotor per Juni 2025 mencapai Rp 145,0 triliun. Penyaluran KKB ini meningkat hanya 5,5%.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Memasuki pertengahan tahun ini, pasar otomotif masih lesu. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) terbaru, penjualan mobil wholesales dari pabrik ke diler turun 8,6% secara tahunan di semester I 2025.

Pada periode Januari-Juni 2025, penjualan mobil secara wholesales mencapai 374.740 unit. Angka ini lebih rendah 8,6% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sejalan dengan itu, penjualan mobil secara retail dari diler ke konsumen turun 9,71% pada semester pertama tahun ini menjadi 390.467 unit.

Tak hanya pada kendaraan beroda empat, penjualan motor pun juga sedang berada pada kondisi yang sama. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatatkan, penjualan motor domestik selama semester I-2025 mencapai 3.104.629 unit, turun 2,09% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dilihat tren bulanannya, penjualan konsisten turun sejak Februari hingga ujung paruh pertama tahun. 

Baca Juga: Siap-siap, Ada Tawaran Bunga KPR dan KKB Mulai 1,75% di BNI wondrX 2025

Pengamat Perbankan Moch Amin Nurdin mengatakan kelesuan penjualan kendaraan bermotor ini akan sejalan dengan kondisi penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) atau auto loan di perbankan, yang melambat.

Menilik data Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit kendaraan bermotor per Juni 2025 mencapai Rp 145,0 triliun. Penyaluran KKB ini meningkat hanya 5,5% year-on-year (YoY).

Pertumbuhan penyaluran KKB di semester I 2025 ini lebih lambat dibandingkan semester I 2024 yang tumbuh 8,3% YoY, dengan nilai penyaluran kredit mencapai Rp 137,6 triliun.

Menurut Amin, faktor utama yang menjadi penyebab kelesuan penyaluran KKB ini ialah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih stagnan dan juga konsumsi masyarakat yang masih lemah. Dengan kondisi ini, masyarakat akan berpikir lebih dari dua kali untuk membelanjakan dana yang dimilikinya.

“Ini faktornya pertumbuhan ekonomi yang stagnan serta konsumsi melemah, daya beli masyarakat melemah khususnya untuk kalangan menengah ke bawah ya. Ini sangat berpengaruh terhadap turunnya penjualan kendaraan bermotor, dan tentunya berpengaruh juga ke KKB perbankan,” kata Amin kepada Kontan, Senin (11/8/2025).

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) juga telah merevisi target petumbuhan kredit di 2025 menjadi 8% - 11%, dari sebelumnya 11% - 13%.

Amin memproyeksi penyaluran auto loan atau KKB ini bakal masih melesu hingga ujung tahun 2025. Walaupun jika ada berbagai kebijakan makroprudensial yang dapat ditempuh oleh regulator, seperti keringanan down payment (DP) maupun relaksasi calon debitur di SLIK OJK (Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan), ditelisik masih akan sulit memberikan dampak yang signifikan.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan mengungkapkan, pertumbuhan kredit di CIMB Niaga justru meningkat terutama didorong oleh segmen kredit pemilikan mobil (KPM), yakni tumbuh sampai 26,7% YoY di semester I 2025.

"(Hingga akhir tahun) Kami tetap fokus di UKM dan ritel terutama di AUTO KKB yang kami punya keahlian," kata Lani.

Ditelisik lebih dalam, anak usaha CIMB Niaga yang fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat, yakni PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatatkan pembiayaan baru kanal KPM (Kredit Pembiayaan Mobil) sebesar Rp 719,3 miliar di semester-I 2025. Capaian ini tumbuh 7,3% jika dibandingkan semester I-2024 yang sebesar Rp 670,2 miliar. Sebagai informasi, penyaluran pembiayaan pada kanal KPM di CNAF menyasar pada nasabah induk usaha yakni PT Bank CIMB Niaga, Tbk.

Baca Juga: Daya Beli Masih Tertekan, Diskon Besar GIIAS Tak Cukup Dongkrak Penjualan Mobil

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman memandang kondisi ekonomi pada semester I-2025 ini cukup menantang bagi sektor industri otomotif dan pembiayaan, namun dia menuturkan CNAF optimistis dapat menutup tahun 2025 dengan capaian target yang telah ditetapkan.

“CNAF optimistis membidik total penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 9,5 triliun sepanjang tahun 2025," katanya Ristiawan.

Meski sektor otomotif sedang lesu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN jika pihaknya sedang menggodok produk baru berupa pembiayaan kendaraan bermotor atau auto loan.

Direktur Network & Retail Funding BTN Rully Setiawan mengatakan meski bisnis otomotif saat ini sedang lesu, akan ada baiknya untuk bank bisa menawarkan layanan KKB ini kepada nasabah yang memenuhi syarat dan layak untuk membeli kendaraan.

Menurutnya, bisnis tersebut hanya lesu pada diler kendaraan bermotor, sementara BTN mengincar para nasabah kaya yang cenderung tidak terdampak kondisi ekonomi. Rully mengatakan ada segmen masyarakat yang membidik mobil dengan harga di atas Rp 500 juta, dan mereka pun memiliki kelebihan kas.

"Jadi ada kalangan yang sebetulnya yang tidak terlalu terdampak kondisi ekonomi, itulah target market yang utama," jelas Rully.

Rully mengincar untuk layanan auto loan di BTN ini bakal direalisasikan setidaknya akhir tahun 2025 ini. “Termasuk auto loan (diluncurkan) harus tahun ini ya. Sejelek-jeleknya Desember,” ujarnya.

Baca Juga: Inilah 10 Merek Mobil Terlaris Juli 2025, BYD Masuk Daftar

Selanjutnya: India Akan Lanjutkan Perundingan Dagang dengan AS Meski Tarif Naik Jadi 50%

Menarik Dibaca: 5 Makanan untuk Membakar Lemak Perut dalam 30 Hari, Ada Alpukat!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×