kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.220   -84,00   -0,52%
  • IDX 7.893   101,21   1,30%
  • KOMPAS100 1.117   11,96   1,08%
  • LQ45 830   6,60   0,80%
  • ISSI 263   5,24   2,03%
  • IDX30 429   3,31   0,78%
  • IDXHIDIV20 492   4,68   0,96%
  • IDX80 124   0,93   0,75%
  • IDXV30 128   0,92   0,73%
  • IDXQ30 138   1,74   1,27%

Pasar Otomotif Seret, Penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor Perbankan Makin Mengkerut


Kamis, 14 Agustus 2025 / 05:15 WIB
Pasar Otomotif Seret, Penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor Perbankan Makin Mengkerut
ILUSTRASI. Beberapa bank mencatatkan penurunan penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) di paruh pertama tahun ini. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Memasuki pertengahan tahun ini, pasar otomotif masih lesu. Pengamat memandang bahwa kondisi ini disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat yang belum kembali bergairah serta meningkatnya tren kepemilikan mobil bekas.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) terbaru, penjualan mobil wholesales dari pabrik ke diler turun 8,6% secara tahunan di semester I 2025. Pada periode Januari-Juni 2025, penjualan mobil secara wholesales mencapai 374.740 unit.

Angka ini lebih rendah 8,6% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sejalan dengan itu, penjualan mobil secara retail dari diler ke konsumen turun 9,71% pada semester pertama tahun ini menjadi 390.467 unit.

Baca Juga: Pasar Otomotif Lesu, Bank Masih Genjot Kredit Kendaraan

Tak hanya pada kendaraan beroda empat, penjualan motor pun juga sedang berada pada kondisi yang sama.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatatkan, penjualan motor domestik selama semester I-2025 mencapai 3.104.629 unit, turun 2,09% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dilihat tren bulanannya, penjualan konsisten turun sejak Februari hingga ujung paruh pertama tahun. 

Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyampaikan bahwa kondisi ini bisa terjadi oleh dua faktor utama. Pertama, yakni penurunan daya beli masyarakat yang pada akhirnya menyebabkan masyarakat memilih mobil bekas yang cenderung lebih murah.

Menilik data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan rata-rata pendapatan masyarakat hanya 1,5% per tahun. Kondisi ini sangat kontras dengan kenaikan harga kebutuhan yang cukup signifikan. Bahkan tahun 2022-2023 inflasi sempat menyentuh mencapai 5% lebih.

Khususnya di segmen otomotif sendiri, kenaikan harga ini secara umum disebabkan faktor kenaikan harga BBM Pertalite di tahun 2022 dan kenaikan tarif PPN dari 10% ke 11%.

“Akhirnya menyebabkan disposible income masyarakat terus menyusut dikarenakan kenaikan dari pajak/iuran. Tekanan terhadap daya beli masyarakat kelas menengah cukup terasa. Makanya kelas menengah kita banyak bergeser ke rentan miskin,” kata Nailul kepada Kontan, Selasa (12/8).

Oleh karena itu, muncullah faktor kedua, yakni meningkatnya tren penjualan mobil bekas. Hal ini juga sejalan dengan kemudahan dan kenyamanan pembelian mobil bekas di kondisi saat ini.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor Makin Ngegas pada Semester-I 2025

“Masyarakat sekarang dapat membeli mobil bekas dengan mengandalkan layanan cek kendaraan ataupun fasilitas kredit yang sama dengan penjualan mobil baru. Jadi dengan harga yang lebih murah, masyarakat bisa mendapatkan mobil berkualitas,” tambahnya.

Terakhir Nailul juga melihat ada sentiment lainnya, yakni program pemerintah untuk menaikkan penjualan mobil baru yang dinilai minim. “Pada awal 2010-an kita ada program LCGC (Low Cost Green Car), sekarang mobil listrik tidak ada yang semurah LCGC waktu itu. Jadi memang masih sangat terbatas dampaknya,” katanya.

Kelesuan pasar otomotif ini ternyata juga sejalan dengan kondisi penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) perbankan. Jika menilik data Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit kendaraan bermotor per Juni 2025 mencapai Rp 145,0 triliun.

Penyaluran KKB ini meningkat hanya 5,5% year-on-year (YoY). Pertumbuhan penyaluran KKB di semester I 2025 ini lebih lambat dibandingkan semester I 2024 yang tumbuh 8,3% YoY, dengan nilai penyaluran kredit mencapai Rp 137,6 triliun.

Beberapa bank juga mencatatkan penurunan penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) di paruh pertama tahun ini. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dicatat masih terus menggenjot penyaluran kredit kendaraan bermotornya. Perseroan mencatat penyaluran KKB hingga periode Juni tahun 2025 ini mencapai Rp 65,4 triliun.

Kendati demikian, jika ditelisik lebih jauh ke belakang, capaian ini menurun dibandingkan perolehan sebelumnya yang mana penyaluran kredit kendaraan bermotor BCA di kuartal I 2025 tumbuh 12,3% secara tahunan (YoY). Per Maret 2025 nilainya lebih tinggi, sebesar Rp 67,1 triliun. 

Baca Juga: Kredit Kendaraan Lesu, Multifinance Mendorong Pembiayaan Dana Tunai

Selain itu pembiayaan kendaraan bermotor di PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI justru menunjukkan pertumbuhan. Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menjabarkan bahwa sepanjang semester-I 2025, bisnis pembiayaan kendaraan bermotor BSI tumbuh dua digit, lebih tinggi dari pertumbuhan industri.

Kendati belum menjabarkan dengan rinci total dana yang dikucurkan dalam pembiayaan segmen ini, Bob mengatakan bahwa hasil capaian ini sejalan dengan strategi BSI untuk terus menjaga kinerja pembiayaan tumbuh secara positif, sehat dan berkualitas.

"Di tengah kondisi pasar yang dinamis sekarang ini, BSI mampu menjaga bisnis pembiayaan kendaraan bermotor terus bertumbuh positif dan dengan kualitas yang terjaga," kata Bob 

BSI mencatat bahwa selama ini pembiayaan kendaraan bermotor masih didominasi oleh segmen roda empat, misalnya untuk keperluan konsumtif rumah tangga maupun kendaraan operasional usaha kecil dan menengah (UMKM). Namun Bob menegaskan bahwa pembiayaan untuk segmen roda dua seperti sepeda motor juga menunjukkan tren peningkatan. 

Selanjutnya: Harga Minyak Jatuh ke Level Terendah dalam 2 Bulan

Menarik Dibaca: Cara Mengolah Dada Ayam agar Aman untuk Penderita Asam Urat,Simak Ulasan Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×