kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Strategi Bank Tabungan Negara (BBTN) kejar pertumbuhan KPR 10% di 2020


Rabu, 11 Maret 2020 / 09:37 WIB
Strategi Bank Tabungan Negara (BBTN) kejar pertumbuhan KPR 10% di 2020
ILUSTRASI. Direktur Utama Bank Tabungan Negara Pahala N. Mansury.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli

“Kami harapkan, para developer dapat terus bekerjasama dengan Bank BTN dan mengoptimalkan layanan maupun fasilitas perbankan yang dimiliki Bank BTN, tidak hanya Kredit Konstruksi, kredit modal kerja namun juga program BTN Solusi yang akan memberikan kemudahan bagi para developer dan karyawannya,” kata Pahala.

Program BTN Solusi adalah program yang memberikan solusi bagi instansi atau lembaga untuk mengelola tabungan payroll/gaji dari karyawannya sekaligus memberikan beragam manfaat yang dapat mendukung kebutuhan finansial.

Baca Juga: Dua belas BUMN mau buyback, berapa kira-kira anggaran setiap emiten?

“Lewat program ini, kami juga mengharapkan Pengembang dapat mendukung sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menabung, khususnya untuk membeli rumah sesuai dengan tagline BTN- Ayo Punya Rumah dengan Bank Tabungan,” kata Pahala.

Saat ini, lanjut Pahala, sektor properti kembali diuji setelah merebaknya kasus Covid -19 yang berpotensi memukul sejumlah sektor ekonomi Indonesia, seperti pariwisata, perdagangan dan investasi.

“Untuk itu, sesuai dengan tema acara ini The Power of Synergy, kita sama-sama wujudkan kolaborasi yang produktif dan inovasi untuk membantu pemerintah menjaga sektor properti tetap melaju, apalagi dengan banyaknya stimulus yang diberikan Pemerintah maupun regulator,” kata Pahala.

Baca Juga: Sebanyak 12 emiten BUMN ini akan buyback dengan total nilai Rp 7 triliun-Rp 8 triliun

Pahala memaparkan, setidaknya ada dua faktor mengapa sektor properti dapat bertahan. Pertama adalah masih tingginya permintaan domestik untuk hunian, baik subsidi maupun non subsidi.

Kedua, adalah kebijakan fiskal dan moneter yang pro sektor properti dari Pemerintah untuk mendorong ekonomi diantaranya relaksasi Loan To Value, penambahan anggaran subsidi dan kebijakan BI yang memangkas suku bunga acuan BI Rate untuk memberi stimulus perbaikan ekonomi.

Tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan KPR sekitar 8-10% secara tahunan ato year on year (yoy) ditopang oleh pertumbuhan KPR non Subsidi sekitar 13-15% yoy. Sementara untuk segmen KPR Subsidi, Bank berkode saham BBTN ini menargetkan pertumbuhan sekitar 3-5% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×