kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudah puas perbaiki likuiditas aset, Bank Jatim bakal injak gas kredit di 2020


Kamis, 30 Januari 2020 / 15:41 WIB
Sudah puas perbaiki likuiditas aset, Bank Jatim bakal injak gas kredit di 2020
ILUSTRASI. Kinerja Bank Jatim di tahun 2019 ciamik


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) bakal berfokus pada peningkatan kredit di tahun 2020. Walhasil, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengatakan, kendati kredit dipatok naik 14% secara year on year (yoy) tahun ini, laba bersih bakal dijaga tumbuh 9%-10% pada akhir tahun.

Salah satu alasannya antara lain, Bank Jatim saat ini memiliki ekses likuiditas yang cukup tebal. Hal ini tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 18,91% yoy dan tembus Rp 60,54 triliun. Pertumbuhan DPK ini jauh melampaui realisasi kredit yang sudah naik 13,16% yoy menjadi Rp 38,35 triliun pada akhir tahun lalu.

Hal ini pun berbuah pada rasio kredit terhadap DPK alias loan to deposit ratio (LDR) perusahaan melonggar. Perbankan dengan kode saham BJTM ini mencatat LDR per 2019 ada di level 63,34% jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya 66,57%. Nah, Ferdian berharap dengan ekspansi kredit di tahun ini, posisi LDR ini bakal kembali terkoreksi menjadi 68%-70%.

Baca Juga: Mulai ekspansif, Bank Jatim cetak laba Rp 1,38 triliun tahun lalu

"Kami punya anggaran yang cukup besar kalau dilihat dari sisi likuiditas. Makanya setelah tahun lalu fokus pada perbaikan NPL tahun ini kami mendorong pertumbuhan kredit," jelas dia, Kamis (30/1).

Namun, kendati sudah punya DPK yang melimpah. Ferdian tetap mengisyaratkan penerbitan obligasi di tahun ini. Alasannya, pada beberapa tahun terakhir pihaknya memang banyak membiayai proyek sindikasi dan alias kredit produktif. Jenis kredit ini tentunya memiliki tenor penyaluran kredit yang jauh lebih panjang, berkisar antara 10 sampai 15 tahun.

"Kami pun tentunya perlu cari pendanaan yang sifatnya jangka panjang. Bila ada kebutuhan, kami akan kaji di semester II 2020 untuk menerbitkan obligasi," sambungnya. Kendati belum dapat merinci besaran nilai obligasi, menurut catatannya Bank Jatim masih punya ekses ke likuiditas sebesar Rp 1 triliun di tahun ini.

Memang, bila merujuk pada presentasi perusahaan, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi di kredit sindikasi. Tercatat kredit sindikasi Bank Jatim sudah naik sebanyak Rp 2,77 triliun sepanjang tahun 2019 lalu atau tumbuh 118,98% yoy.

Sementara secara total, kredit komersial Bank Jatim di 2019 sudah tumbuh 27,11% menjadi Rp 9,22 triliun. Pertumbuhan ini menjadi yang paling tinggi dibandingkan dua segmen lainnya yakni UMKM yang tumbuh 18,85% dan konsumer 7,12%.

Selain itu, sebagai bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Bank Jatim punya banyak potensi penyaluran kredit ke proyek pembangunan. Misalnya saja, di tahun ini khusus di Jawa Timur ada sebanyak 218 proyek pembangunan dengan estimasi nilai pembiayaan mencapai Rp 292,45 triliun.

Baca Juga: Melambat di 2019, perbankan yakin tahun ini kredit konsumer bisa tumbuh dua digit

"Jika Bank Jatim bisa mendapat 10% saja dari nilai itu, sudah sangat baik untuk dorong realisasi kredit untuk beberapa tahun ke depan," tegas Ferdian.

Sebagai informasi saja, tahun lalu total laba bersih Bank Jatim mencapai Rp 1,37 triliun. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya Rp 1,26 triliun atau tumbuh 9,22% secara yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×