Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arah kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) untuk turun memang belum terlihat, setelah di Juli masih mempertahankan di level 5,75%. Di era suku bunga tinggi, perbankan pun terus mencoba mengoptimalkan pendapatan bunganya.
Sebagai informasi, BI hingga Juli kemarin masih mempertahankan bunga deposit facility di level 5% dan bunga lending facility di level 6,50%. Sama halnya dengan suku bunga BI, kenaikan bunga-bunga tersebut terakhir naik pada Januari 2023.
Alhasil, perbankan tampaknya masih mengambil untung dari bunga kredit yang lebih tinggi. Mengingat, bunga simpanan yang tetap harus naik untuk menarik minat nasabah agar likuiditas tercukupi.
Ambil contoh, jika mengacu data BI di Mei 2023, bunga kredit investasi menjadi yang paling kecil dibandingkan kredit modal kerja dan kredit konsumsi. Suku bunga kredit investasi ada di level 8,85% atau naik 60 basis poin dari Mei 2022.
Baca Juga: Perbankan Kerek Pertumbuhan Fee Based Income pada Semester I
Jika dibandingkan dengan bunga lending facility BI yang ada di level 6,50%, itu berarti jaraknya cukup tebal yaitu sekitar 235 basis poin.
Sementara itu, suku bunga simpanan perbankan dengan suku bunga deposit facility yang ditetapkan BI memiliki perbedaan tipis. Misalnya, simpanan berjangka 6 bulan memiliki bunga 4,71% dibandingkan bunga deposit facility yang ada di level 5%.
Jika melihat perbandingannya, ada jarak sekitar 29 basis poin dari dua bunga tersebut. Padahal, kenaikan bunga simpanan berjangka 6 bulan secara tahunan sudah mencapai 147 basis poin.
Direktur Distribution & Funding BTN Jasmin mengungkapkan bahwa saat ini bagi BTN tidak mudah untuk menyesuaikan suku bunga kredit, dalam hal ini KPR yang memang menjadi bisnis utama bank tersebut.
Ia bilang saat ini KPR di BTN mayoritas merupakan KPR subsidi yang bunganya merupakan fixed rate bukan floating rate. KPR Subsidi saat ini bunganya fixed rate di 5% selama 20 tahun.
Oleh karena itu, ia berharap suku bunga simpanan bisa turun di akhir tahun seiring dengan suku bunga BI yang diproyesikan turun. Saat ini, bunga simpanan BTN ada di level 3,25% hingga 4,25%.
Baca Juga: Bank Mandiri Hentikan Penyaluran Kredit Ke Karyawan BUMN Karya, Ini Respons OJK
Jasmin melihat jika bunga simpanan turun, maka cost of fund di BTN bisa ikut turun. Dengan demikian, jika biaya dana tersebut turun maka bunga kredit diharapkan juga bisa menyesuaikan.
“Likuiditas di pasar saat ini cukup ketat, sehingga tingkat persaingan juga tinggi,” ujar Jasmin.
Sebagai informasi, margin bunga bersih (NIM) BTN pada semester 1/2023 terlihat turun menjadi sebesar 3,62%. Pada periode sama tahun lalu, NIM BTN mencapai sebesar 4,58%.
Sementara itu, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja bilang selama BI agresif menaikkan bunga kredit sejak Agustus 2022, pihaknya tak menaikkan bunga kreditnya sama sekali. Bahkan, ia bilang telah menurunkan beberapa bunga KPR untuk tenor-tenor tertentu.
Sebaliknya, Jahja melihat jika nantinya BI menurunkan suku bunganya, penyesuaian yang akan dilakukan oleh BCA adalah terkait bunga simpanan mereka. Dalam hal ini, terkait bunga deposito BCA yang juga bisa ikut turun.
“Kalau kredit selama kita bisa lakukan dengan baik pertumbuhannya, ya kita gak akan segera melakukan peninjauan bunga kredit,” ujar Jahja.
Sebagai informasi, NIM BCA di periode Januari-Juni 2023 ada di level 5,6% atau naik 60 basis poin dari periode sama tahun lalu yang ada di level 5%. Itu sejalan dengan pendapatan bunga bersih BCA yang naik 24,6% YoY menjadi Rp 37,1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News