Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya dana alias cost of fund (CoF) diramal bakal menyusut di Semester II 2019. Sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id, Kamis (11/7) menyebut hal ini disebabkan adanya potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di paruh kedua tahun ini.
Hal tersebut tentunya membuka ruang penurunan bunga simpanan perbankan yang sempat naik sejak BI menaikkan bunga acuannya di tahun lalu. Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Anggoro Eko Cahyo mengatakan saat ini CoF perseroan saat ini masih berada di kisaran yang sama dengan posisi kuartal I 2019 yakni 3,2%.
"Kami terus mengupayakan agar CoF tidak bergerak naik guna menjaga NIM bisa membaik di atas 5%," katanya.
Baca Juga: Komisi XI setuju Destry Damayanti jadi calon deputi gubernur senior BI
Apalagi menurut Anggoro, likuiditas di pasar saat ini menjadi sedikit lebih longgar pasca BI memberlakukan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 basis poin (bps) per 1 Juli 2019 lalu. Secara hitung-hitungan, relaksasi tersebut bakal memberikan tambahan likuiditas sebanyak Rp 25 triliun bagi perbankan nasional.
"Kami harapkan (penurunan GWM) dapat menurunkan suku bunga di pasar dan mengurangi tensi persaingan berebut dana pihak ketiga (DPK)," sambungnya.
Melihat perkembangan tersebut, bank berlogo 46 ini memproyeksi CoF BNI di akhir tahun 2019 akan berada pada kisaran 3%-3,2%.
Baca Juga: BCA Syariah resmikan kantor cabang di Aceh
Di sisi lain, Direktur Kepatuhan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Mahelan Prabantarikso mengungkap di kuartal II 2019 lalu biaya dana DPK BTN telah mengalami penurunan dari 5,77% di kuartal I 2019 menjadi 5,69%. Bank spesialis pembiayaan perumahan ini mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan efisiensi terkait pemupukan DPK.
Salah satunya antara lain dengan menopang peningkatan dana murah (current account and saving account/CASA). "Kami menargetkan CoF DPK tersebut bisa terus menurun hingga level di bawah 5,4% pada akhir tahun ini," terangnya.
Meski begitu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) justru mengatakan biaya dana bisa saja tertahan hingga akhir tahun. Menurutnya, kendati ruang penurunan suku bunga acuan mulai terbuka, perbankan masih membutuhkan masa transisi untuk penyesuaian.
Baca Juga: Bank Woori andalkan perolehan laba bersih untuk naik BUKU III di kuartal II-2020
Sebab, ada faktor lain yang perlu diperhatikan selain bunga acuan, semisal suku bunga penjaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan suku bunga DPK di bank pesaing. Adapun, hingga kuartal II 2019 secara total posisi CoF Bank Jatim masih terjaga di level 3,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News