Reporter: Purwadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kredit macet alias non performing loan (NPL) yang diprediksi bakalan naik setelah kenaikan BBM tiga bulan lalu dari sektor ini ternyata meleset. Posisi NPL hingga awal September ini masih berada pada level di bawah 2 %.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Dennis Firmansyah, mengatakan kredit macet di multifinance belum terlihat tanda-tanda akan merangkak naik. "Gejolak-gejolak mungkin ada, tapi belum terlihat yang merepotkan dan membahayakan. Sekarang, NPL masih di bawah 2 %," katanya ke KONTAN hari ini (4/9).
Menurut Dennis, kontrol terhadap kredit macet sendiri masih bagus. "Sebab, kami dari perusahaan pembiayaan setiap hari memantau itu dengan ketat," imbuhnya.
Menurut Dennis ada beberapa faktor yang menyebabkan NPL cenderung stabil. Pertama, kenaikan BBM akhir Mei lalu tidak sedahsyat tahun 2005 silam. Kedua, kalangan perusahaan pembiayaan sudah berpengalaman dalam menghadapi kenaikan BBM. "Jadi, sebelumnya sudah ada usaha pencegahan atau preventif dalam mengantisipasi NPL ini," tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Astra Sedaya Finance Benny Tjoeng, juga mengamini hal tersebut. Menurut Benny, sepanjang tahun 2008 ini, tingkat kredit seret di perusahaannya tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Selain itu, lanjutnya, kenaikan BBM tidak berimbas pada kredit macet. "Kenaikan BBM yang lalu masih dalam kisaran prediksi. Dan sekarang risiko NPL masih 1,5 % dari total kredit yang ada," tandasnya.
Benny juga mengungkapkan, mereka memang sudah menjalankan strategi khusus untuk menekan laju NPL. Yakni dengan menetapkan langkah internal dengan memperketat proses pemberian kredit baru. “Langkah ini ternyata cukup efektif menekan kredit yang seret," tambahnya.
Dennis juga memprediksi, potensi kredit macet hingga akhir tahun mendatang tidak akan lebih dari 2%. "Saya kira kalau pun naik maksimal hanya mentok pada angka 2% saja. Semoga saja seperti itu, asal tidak ada faktor lain yang mengubah keadaan," ucapnya.
Dennis berharap, kondisi ekonomi sekarang ini bisa terus kondusif terhadap industri pembiayaan. "Bila keadaan berlangsung seperti ini hingga akhir tahun bukan tidak mungkin NPL bisa lebih ditekan lagi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News