Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan total investasi industri asuransi jiwa cenderung melambat dan diperkirakan hanya tumbuh sekitar 7%. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan total aset industri di tahun depan juga tidak beda jauh yaitu sebesar 8%.
Kepala Departemen Aktuari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Yanes Matulatuwa mengatakan selama lima tahun terakhir, total aset dan investasi asuransi jiwa rata-rata tumbuh sekitar 10%. Dengan realisasi itu, pihaknya berharap realisasi 2019 hingga tahun depan bisa lebih baik lagi.
Baca Juga: Premi Asuransi Jiwa Tahun 2020 Bisa Tumbuh 14% premium
“Seiring pertumbuhan bisnis dan pendapatan premi, kami harap total aset dan investasi juga tetap tumbuh,” kata Yanes, pekan lalu.
Untuk tahun depan, portofolio investasi asuransi jiwa masih mengandalkan intrumen reksadana, saham dan surat berharga negara (SBN). Dari kuartal I 2019, intrumen investasi tersebut juga tidak banyak berbeda.
Reksadana merupakan investasi andalan asuransi jiwa. Mengingat, premi industri mayoritas berasal dari produk unitlink. Jika merujuk data AAJI, reksadana dan saham masing-masing berkontribusi 34,59% dan 31,14% dari total investasi di kuartal III 2019.
Baca Juga: Tahun depan premi asuransi jiwa piproyeksi tumbuh 10%-14%
“Saya kira alokasi ke saham cukup dan ke depan perlu diwaspadai untuk menjaga likuiditas dan aliran uang tunai (cash flow),” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News