kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Tahun depan premi asuransi jiwa piproyeksi tumbuh 10%-14%


Minggu, 24 November 2019 / 16:20 WIB
Tahun depan premi asuransi jiwa piproyeksi tumbuh 10%-14%
ILUSTRASI. Seorang pekerja menggunakan teepon selular di depan logo asuransi jiwa di Kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Jakarta, Selasa (25/6). Industri asuransi jiwa cenderung tertekan pada tiga bulan pertama tahun ini. Berdasarkan data Asosiasi Asurans


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan pendapatan premi industri asuransi jiwa diproyeksi tumbuh 10%-14%. Beberapa faktor turut mendorong pertumbuhan premi asuransi jiwa di tahun mendatang.

Kepala Departemen Aktuari AAJI Yanes Matulatuwa mengatakan bahwa industri masih memiliki potensi besar mulai jumlah penduduk yang mencapai 268 juta orang di tahun 2019 yang potensial untuk digarap. Penetrasi asuransi penduduk Indonesia telah mencapai 6,6% di kuartal III 2019.

Baca Juga: Empat jembatan rusak parah akibat banjir Solok Selatan, akses warga terputus

“Kemudian jumlah kanal distribusi yang semakin bertambah dan akan mempermudah perusahaan asuransi dalam menawarkan produk sekaligus memberikan pemahaman akan manfaat asuransi kepada masyarakat,” kata Yanes di Jakarta, pekan lalu.

Hal ini juga diiring perkembangan teknologi digital dan jumlah generasi milenial di Indonesia yang besar, di mana sebagian mereka adalah pengguna internet aktif dalam menggunakan layanan digital keuangan.

Dengan begitu, asosiasi memproyeksi tahun depan total pertumbuhan premi mencapai dua digit yang disumbang dari premi baru naik 12,9% dan premi lanjutan 9,7%. Diketahui total premi 2018 Rp 186,39 triliun, dan diperkirakan 2019 dan 2020 masing-masing senilai Rp 205,40 triliun dan Rp 233,20 triliun.

Baca Juga: Hampir 100 gedung bertingkat di Bekasi tak dilengkapi proteksi kebakaran

Tak berbeda jauh dengan 2019, tahun depan kontribusi premi masih ditopang oleh produk asuransi unitlink berkat perkembangan pasar dan iklim investasi di Indonesia. Produk asuransi tradisional juga tetap tumbuh walaupun melambat akibat sejumlah sentimen.

PT Capital Life Indonesia (Capital Life) mencatatkan pendapatan premi Rp 8,5 triliun dari Januari hingga Oktober 2019 atau meningkat 32% dari tahun lalu Rp 6,4 triliun. Dari realisasi tahun tersebut, Direktur Capital Life Robin Winata percaya target premi 2020 naik.

“Target mengalami kenaikan karena kebutuhan asuransi masih tinggi. Sementara penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah,” ungkap Robin.

Baca Juga: 2020, Mandiri Capital siapkan dana US$ 40 miliar untuk investasi startup baru

Untuk itu, perusahaan memperbesar porsi produk unitlink dengan premi tunggal sehingga nasabah bisa membayarkan premi sekaligus untuk memberikan perlindungan pada waktu tertentu dan dinilai lebih praktis.

Strateginya lainnya dengan meningkatkan jumlah pemegang polis individual dan grup. Hal ini dibarengi penambahan mitra dan produk baru di tahun depan. Namun ia belum memastikan berapa premi yang dibidik karena sedang menyiapkan rencana bisnis ke depan.

PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) optimistis mencatatkan kinerja positif tahun depan. Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G. Kusuma mengatakan pihaknya fokus bisnis perusahaan kepada proteksi nasabah ketimbang investasi, serta masuk ke pemasaran asuransi lewat kanal digital demi mendekatkan diri ke pelanggan.

Baca Juga: Cemas Gara-Gara Kelakuan Oknum, Investor Asing Makin Getol Menggelar Aksi Jual

AXA Mandiri juga berencana masuk ke segmen nasabah berbeda dalam memberikan solusi kebutuhan asuransi ke nasabah Bank Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×