Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Setelah resmi merilis kontrak investasi kolektif-efek beragun aset (KIK EBA) yang ke tujuh dengan nilai Rp 1,5 triliun, Bank Tabungan Negara (BTN) siap kembali mencari pendanaan lewat skema serupa di tahun depan. Jika tak ada halang melintang, BTN berharap bisa merilis KIK EBA senilai Rp 3 triliun.
Maryono, Direktur Utama BTN beralasan, penerbitan KIK EBA dapat menjadi bagian strategi BTN dalam mempertahankan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang ditargetkan bisa berada pada level 15%-16%. "Nanti akan kami atur pelaksanaan KIK EBA tahun depan. Yang jelas, kondisi pasar juga tetap jadi pertimbangan," ujar Maryono, Selasa (9/12).
Tahun depan, BTN yang tetap akan fokus dalam pembiayaan perumahan, menargetkan pertumbuhan kredit pada level 17%-18%. Untuk merealisasikan target tersebut, lanjut Maryono, penerbitan KIK EBA bisa jadi alternatif pendanaan selain sumbangan dari dana pihak ketiga (DPK).
Selain untuk mempertahankan CAR, penerbitan KIK EBA oleh BTN juga diharapkan dapat menambah sumber pertumbuhan laba. Menurut Maryono, BTN bisa mendapatkan pendapatan berbasis komisi dari penerbitan KIK EBA tersebut. "Jadi, saat CAR bisa dipertahankan, kami juga bisa mendapat pendapatan komisi yang akan berkontribusi ke laba," imbuh dia.
Sementara itu, Mansyur N. Nasution, Direktur KPR BTN berharap, pihaknya tetap dapat menjadi bank yang menguasai pangsa pasar KPR. "Apalagi, per September lalu, pertumbuhan KPR non subsidi kami mencapai 17%. Ke depan, kami harus pertahankan market share tertinggi dengan pertumbuhan KPR di atas bank lain. Apalagi, kami sebagai bank fokus pembiayaan perumahan," kata Mansyur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News