Reporter: Annisa Fadila | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 yang mewabah membuat bisnis multifinance kian tertekan. Pasalnya, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, sebelumnya industri multifinance tengah mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Namun, sejak adanya pandemi kinerja multifinance ikut terganggu lantaran perusahaan diminta untuk memberikan restrukturisasi kepada nasabahnya.
Baca Juga: Bank BRI pastikan tidak akan pinjam likuiditas dari bank jangkar
“Sebelum pandemi pertumbuhan multifinance masih sangat positif, sehingga asosiasi menargetkan pada tahun 2020 multifinance optimis dapat tumbuh double digit. Akan tetapi harapan tersebut tidak sesuai karena harus melakukan restrukturisasi kepada debitur, khususnya yang berpenghasilan tidak tetap,” ujarnya Suwandi dalam webinary MarkPlus Industry Roundtable sektor Multifinance Selasa, (16/6).
Meski begitu, Suwandi memprediksi pada tahun 2021 industri multifinance kembali stabil sehingga perusahaan bisa menggenjot kinerjanya. Sebab, ia menilai portofolio multifinance yang didominasi oleh kendaraan dapat kembali tumbuh. Terlebih, sejak adanya wabah masyarakat memilih untuk memiliki kendaraan pribadi, karena menghindari keramaian.
“Secara portofolio, bisnis multifinance di dominasi oleh mobil dan motor, sehingga kami melihat tahun depan bisnis ini kembali tumbuh karena masyarakat akan berhati-hati untuk menggunakan transportasi umum. Oleh sebabnya, mereka lebih nyaman untuk punya kendaraan sendiri,” pungkasnya.
Baca Juga: Ramai kabar bank BUMN siap jadi pemegang sahamnya, ini kata manajemen Bank Bukopin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News