kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tahun Ini, Asosiasi DPLK Incar Kenaikan Aset Minimal 25%


Kamis, 08 Juli 2010 / 09:00 WIB


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Kesadaran masyarakat akan jaminan hari tua tampaknya terus meningkat. Buktinya, Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (ADPLK) melansir, dana kelolaan industri DPLK tumbuh signifikan dalam beberapa tahun belakangan.

Tahun lalu saja, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat ADPLK Ricky Samsico menyebut, dana kelolaan industri DPLK tembus hingga Rp 14,86 triliun atau naik hampir 34% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 11,1 triliun.

“Masyarakat mulai menyadari manfaat pasti tunjangan pensiun mereka di hari tua, begitu pula dengan perusahaan yang memperkerjakan karyawan mereka,” jelas Ricky Rabu (7/7).

Hingga saat ini, ADPLK membawahi 23 DPLK dengan total peserta sebanyak 1 juta orang. Tahun ini, Ricky bilang, industri DPLK diharapkan mampu mengejar target pertumbuhan aset sedikitnya 25%.

“Setelah pemulihan ekonomi global, dan secara fundamental perekonomian nasional tumbuh dengan baik, diharapkan growth industri DPLK dapat berkisar 25% sampai 30%,” katanya.

Ambil contoh, DPLK BNI. Dana kelolaan lembaga ini tumbuh 20% dibanding tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 4,56 triliun dengan hasil investasi per Juni 2010 mencapai Rp 185 miliar. Menurut Kepala DPLK BNI Bambang Endratno, industri DPLK terus berkembang seiring dengan membaiknya perekonomian nasional.

“Selain itu, pertama, masyarakatnya juga mulai menyadari pentingnya jaminan hari tua. Dan, kedua, masyarakatnya mulai memikirkan kebutuhan dana jangka panjang,” terang dia.

Kendati lembaga dana pensiun memiliki banyak pilihan penempatan portofolio investasi, deposito perbankan masih menjadi pilihan favorit. Alasannya, meminimalkan resiko berinvestasi dan imbal hasil yang lumayan tinggi. Berbeda dengan portofolio saham, yang high risk high return.

Dari total dana investasi DPLK, 70% diantaranya mengalir ke portofolio deposito perbankan. Sementara, 26% lainnya mengalir ke portofolio obligasi, baik obligasi korporat maupun Surat Utang Negara (SUN), dan hampir 4% sisanya ditaruh ke saham.

“Dana kelolaan ini adalah dana jangka panjang yang kebanyakan peserta memilih cara investasi yang aman, seperti deposito,” kata Ricky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×