Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Tabungan Negara (BTN) bakal fokus menekan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di tahun ini. Maklum, rasio kredit seret di bank spesialis kredit perumahan ini cukup tinggi di tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan BTN di akhir 2014, NPL gross BTN masih bertengger di level 4,01%.
Besaran NPL tersebut sebetulnya sudah sedikit menurun dibanding akhir tahun 2013 yang mencapai 4,05%. Rasio NPL ini memang masih di bawah ketentuan. Nah, tahun ini BTN bakal bersih-bersih NPL dan menargetkan kredit bermasalah bisa menurun di bawah 3%.
Maryono, Direktur Utama BTN mengatakan, jika pada tahun lalu BTN lebih fokus menjaga likuiditas, maka tahun ini pihaknya lebih berkonsentrasi menurunkan NPL. Menurut Maryono, kredit bermasalah BTN pada tahun lalu paling banyak disumbang dari NPL kredit konstruksi. Di segmen kredit ini, BTN banyak menyalurkan pembiayaan perumahan untuk non subsidi.
Di sisi lain, terdapat pengetatan penyaluran kredit properti melalui kebijakan loan to value (LTV). Kebijakan ini membuat permintaan properti berkurang. "Sehingga perputaran uang di pihak debitur pun menjadi agak lambat," kata Maryono, Kamis (19/3).
Merujuk laporan keuangan BTN tahun lalu, rasio NPL untuk kredit konstruksi mencapai 5,13%. Tingkat kredit bermasalah tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan semua jenis kredit yang ada di BTN. Maryono menambahkan, BTN berupaya untuk menurunkan tingkat NPL menjadi di bawah 3% hingga akhir tahun ini. Hanya saja, ia tak menjelaskan strategi BTN untuk menurunkan rasio kredit bermasalah tersebut.
"Dengan situasi ekonomi nasional yang seperti ini, kami berusaha untuk melakukan antisipasi sejak awal," ujar Maryono.
Tahun ini, bank yang fokus bermain di kredit pemilikan rumah (KPR) ini menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 15% secara year on year. Target tersebut sama dengan target pertumbuhan kredit perbankan secara industri.
Namun BTN masih menyimpan optimisme bahwa pertumbuhan bisnis pada tahun ini bisa lebih baik mengingat ada program potensial dari pemerintah, seperti program sejuta rumah. Tahun lalu, BTN menyalurkan kredit sebanyak Rp 115,91 triliun. Kucuran kredit tersebut tumbuh 15,38% ketimbang tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News