Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengakui tidak agresif menghimpun dana pihak ketiga (DPK) dari valuta asing (valas).
Direktur Distribusi dan Pendanaan Ritel BTN Jasmin menyatakan ini sebagai penyesuaian kebutuhan likuiditas bank.
“Sepanjang bunga valas lebih murah termasuk premi swap dibandingkan rupiah, maka bisa dipertimbangkan. Karena kebutuhan valas BTN tidak banyak, sebab pembiayaan KPR semua dalam rupiah,” papar Jasmin kepada Kontan.co.id, Senin (1/8).
Baca Juga: Terus Meningkat, Transaksi BI Fast Tembus Rp 339 Triliun di Kuartal 2-2022
Hingga Juni 2022, BTN berhasil menghimpun DPK senilai Rp 307,31 triliun dari nasabah yang tersebar di seluruh Indonesia. Jasmin menyatakan DPK valas hanya menyumbang 1,21% dari total portofolio BTN di paruh pertama 2022.
"Ke depannya, BTN akan tetap fokus menyasar dana murah dengan hingga berkontribusi mencapai 49% hingga 50% terhadap total DPK BTN," tuturnya.
Asal tahu saja, industri perbankan mampu menghimpun pertumbuhan DPK valas 7,3% year on year (yoy) menjadi Rp 989,3 triliun per Juni 2022. Kendati demikian, deposito valas mengalami kontraksi 8% yoy menjadi Rp 282,5 triliun.
Sedangkan giro valas mengalami pertumbuhan 12,4% yoy menjadi Rp 523,5 triliun di Juni 2022. Tabungan valas mengalami pertumbuhan paling tinggi hingga 23,2% yoy menjadi Rp 183,4 triliun selama enam bulan pertama 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News