kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tak jadi prioritas, DPK valas perbankan kian melandai


Rabu, 06 November 2019 / 21:46 WIB
Tak jadi prioritas, DPK valas perbankan kian melandai
ILUSTRASI. Seorang teller menunjukan mata uang dollar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Jumat (2/3). Tak jadi prioritas, DPK valas perbankan kian melandai. KONTAN/Fransiskus Simbolon/02/03/2018


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Sementara itu, sampai September 2019 total DPK CIMB Niaga tercatat mencapai Rp 190,33 triliun atau turun 2,1% secara yoy. Penurunan ini disebabkan perseroan tengah fokus mendorong porsi dana tabungan. Tercatat dana tabungan CIMB Niaga naik 5,9% yoy menjadi Rp 56,43 triliun, sementara giro dan deposito masing-masing turun 8,9% dan 2,9% secara yoy.

"Kami tetap fokus di CASA, khususnya tabungan. Kami targetkan tabungan tumbuh 8% tahun ini," terangnya.

Sementara itu, PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) mengaku masih mengandalkan DPK valas sebagai sumber pendanaan. Maklum, Direktur Kepatuhan BWS I Made Mudiastra bilang bahwa beberapa kredit perseroan memang mengharuskan valas. Alhasil, 40% dari total DPK perusahaan masuk dalam mata uang asing. "DPK valas tetap perlu untuk kredit valas, terutama untuk eksportir," terangnya.

Baca Juga: Bank BNI raih Padmamitra+ Award 2019 dari Gubernur Anies

Meski tak merinci secara detail, Made mengungkap bahwa DPK valas memang cenderung stagnan di kuartal III 2019. Sebabnya, posisi DPK perseroan saat ini dinilai masih cukup untuk memenuhi penyaluran kredit yang dipandang belum terlalu agresif. Dus, perseroan pun tak memiliki target pertumbuhan DPK valas hingga akhir tahun alias hanya tumbuh secara organik.

Sebagai catatan, per September 2019 total DPK BWS tercatat mencapai Rp 19,86 triliun. Jumlah tersebut masih meningkat 27,22% dibandingkan perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 15,61 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×