Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri keuangan gencar mengembangkan aplikasi digital yang bisa memberikan berbagai layanan dalam satu platform atau super app. Tak hanya perbankan, kini fintech peer to peer (P2P) lending juga mengembangkan super financial app.
KoinWorks misalnya kini tak lagi hanya memberikan layanan P2P lending. CEO & Co-Founder Koinworks Benedicto Haryono bilang juga ada layanan keuangan lainnya seperti tabungan emas dan pembelian surat berharga negara (SBN) melalui platform.
“KoinWorks bukan hanya menawarkan fokus pada P2P lending service tapi berbagai macam produk layanan keuangan untuk personal dan bisnis. ke depannya pasti akan banyak pengembangan produk baru yang akan melengkapi deretan produk finansial yang ada di platform KoinWorks,” ujar Benedicto kepada Kontan.co.id pada Jumat (19/3).
Baca Juga: Permintaan KPR tahun ini diyakini menggeliat, ini alasannya
Agar bisa menjalankan layanan super financial app, KoinWorks sudah memindahkan izin usaha penyelenggara P2P lending ke koinP2P. Selain itu, Koinworks juga telah memiliki izin dari regulator sebagai aggregator penyelenggara jasa keuangan.
Ia mengatakan untuk Layanan P2P lending, KoinWorks memiliki beberapa produk seperti koinP2P, KoinRobo, KoinBisnis, KoinGaji dan KoinInvoice. Lalu ada layanan emas digital melalui KoinGold. Sedangkan SBN baik konvensional maupun syariah ditawarkan kepada pengguna melalui KoinBond.
“Penyaluran pinjaman saat ini sekitar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar per bulan. Sudah mulai naik dibanding saat Covid-19 kemarin. Jumlah pengguna KoinWorks saat ini sudah lebih dari 650.000,” tambah Benedicto.
KoinWorks melihat harga emas saat ini sudah cenderung menurun setelah sebelumnya sempat mencapai tingkat harga tertinggi di beberapa bulan mendekati akhir 2020 lalu.
Kendati demikian, investor emas masih menaruh minat yang cukup baik kepada instrumen safe haven ini. Terbukti dari terus meningkatnya ketertarikan pengguna KoinWorks untuk investasi emas dengan tercatatnya pertumbuhan transaksi di KoinGold hingga 174% sejak pertama kali layanan ini diluncurkan.
Baca Juga: KPPU ungkap potensi pelanggaran persaingan usaha e-commerce
Tak mau kalah, PT Amartha Mikro Fintek juga tengah menyiapkan layanan keuangan di luar P2P lending. Chief Financial Officer Amartha Ramdhan A. menyatakan dalam waktu dekat bakal ada layanan keuangan baru yang diluncurkan lewat platform Amartha.
Ia bilang Amartha memiliki tujuan untuk menciptakan produk keuangan yang sederhana dan mudah dimengerti oleh peminjam. Juga mengurangi transaksi sehingga akan mendekatkan produk bagi pengusaha mikro perempuan di desa.
"Oleh sebab itu tahun ini, kami meluncurkan layanan keuangan dil uar bisnis P2P lending. Lalu layanan group buying yakni memberi akses kebutuhan pokok bagi mitra dengan harga yang terjangkau," ujar Ramdhan kepada Kontan.co.id.
Selain itu, Amartha juga berencana untuk meluncurkan layanan asuransi mikro bagi masyarakat di desa. Peluncuran layanan ini guna memberikan perlindungan bagi masyarakat di desa agar tetap kehilangan pemasukan ketika memiliki asuransi.
Amartha menargetkan dapat menyalurkan pinjaman hingga Rp 2,6 triliun atau meningkat 136,4% pada tahun 2021. Sebelumnya, Amartha telah mendapatkan pendanaan dari perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat, Lendable Inc sebesar US$ 50 juta.
Pada 2020 lalu, Amartha mencatatkan telah memberikan dana mencapai Rp 1,1 triliun. Dana tersebut telah disalurkan kepada pengusaha mikro perempuan di 17 provinsi meliputi pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Baca Juga: Pacu bisnis, fintech lending ramai-ramai jalin kemitraan
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyiapkan layanan transaksi digital bagi nasabah. BRI pun mengembangkan BRIMo sebagai superapps. “Ke depannya BRIMo akan menjadi financial supermarket, dimana semua kebutuhan layanan keuangan dan pembayaran akan bisa dinikmati melalui BRIMo. Di samping menyediakan layanan produk-produk BRI,” ujar Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo kepada Kontan.co.id.
Dalam memberikan layanan keuangan yang lengkap, BRIMo juga berkolaborasi dengan banyak lembaga layanan keuangan dan payment gateway. Hal itu dilakukan agar ke depannya BRIMo bisa menjadi one stop service platform alias superapp.
Layanan BRIMo membukukan jumlah transaksi 765,8 juta kali sepanjang 2020. Jumlah itu melonjak 660,5% year on year (yoy) dibandingkan 100,7 juta transaksi di 2019. Hal itu berbanding terbalik dengan transaksi di mesin ATM BRI yang tercatat hanya tumbuh 0,6% sepanjang tahun 2020, dan transaksi agen Brilink naik 39,6% atau sebesar 728 juta transaksi.
Selanjutnya: Buka Investasi Bersama targetkan bisa gaet 500.000 investor baru pada tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News