Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Prospek industri keuangan non bank (IKNB) syariah masih cerah. Aset yang dimiliki pun diprediksi terus meningkat dalam beberapa waktu ke depan.
Direktur IKNB Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mochammad Muchlasin memperkirakan, pada 2019, aset yang dimiliki pelaku usaha IKNB syariah menembus Rp 100 triliun dari saat ini Rp 85,1 triliun. Salah satu pendorong peningkatan aset adalah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan di industri non bank syariah. Seperti asuransi, pembiayaan, sampai lembaga jasa keuangan lainnya.
Di perasuransian misalnya, sejumlah perusahaan masih merumuskan rencana pemisahan unit syariah sesuai dengan ketentuan undang-undang perasuransian. Pemisahan unit syariah ini akan diikuti perkembangan bisnis dan suntikan modal sehingga aset pun ikut naik. Setelah memisahkan diri, perusahaan hasil spin off akan berkembang, sehingga secara organik sisi aset terus menggelembung.
Selain bisnis asuransi, bisnis syariah yang diharapkan bisa mendorong aset IKNB syariah adalah pembiayaan syariah. Muchlasin bilang, sejumlah kreditur terutama dari Timur Tengah sangat tertarik memberikan pendanaan infrastruktur berbasis syariah.
Namun mereka terkendala karena tidak adanya perusahaan pembiayaan infrasruktur yang bisa memfasilitasi. "Kini PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) telah memiliki unit usaha syariah (UUS) jadi bisa lebih lancar," kata dia.
Lembaga keuangan lain yang juga menyiapkan rencana ekspansi di segmen syariah adalah PT Pegadaian. Direktur Utama Pegadaian Riswinandi mengaku memiliki rencana membentuk unit khusus yang menjalankan bisnis syariah di tahun depan.
Meski sudah menjalankan bisnis gadai berprinsip syariah sejak beberapa waktu lalu, namun Pegadaian belum memiliki unit usaha syariah. Saat ini, outstanding bisnis syariah Pegadaian menembus Rp 3 triliun.
Ade Bungsu, Chief of Product Proposition & Sharia PT FWD Life Indonesia bilang, pihaknya masih merumuskan rencana spin off unit syariah. Pasalnya bisnis syariah FWD Life masih terbilang muda. Meski begitu perusahaan ini optimistis prospek bisnis syariah tumbuh pesat.
Apalagi mereka giat meluncurkan produk baru. Meski begitu kontribusi bisnis syariah kecil yakni di bawah 10% dari total premi FWD Life. Tapi beberapa tahun ke depan kontribusinya diharapkan mencapai 30%. "Kami harapkan syariah dan konvensional lebih seimbang," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News