Reporter: Galvan Yudistira, Issa Almawadi, Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,25% pada bulan ini. Toh begitu, penurunan bunga acuan tak membuat margin bunga bersih perbankan menjadi mengecil.
Sejumlah bank papan atas akan menjaga rasio net interest margin (NIM) tahun 2016 setidaknya sama seperti tahun lalu. Caranya, bank akan memangkas bunga simpanan untuk mengurangi beban. Sebab, bank sulit menaikkan bunga kredit lantaran BI rate turun.
Ambil contoh PT Bank Mandiri Tbk yang menargetkan, rasio NIM maksimal sebesar 6% di tahun ini. Margin bunga bersih tersebut tak jauh beda dengan perolehan NIM di tahun lalu.
"Kami akan menjaga rasio NIM dikisaran 5,8%-6% pada tahun ini," kata Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo kepada KONTAN, Jumat (22/1).
Bank Negara Indonesia (BNI) juga menargetkan NIM sekitar 6% pada tahun ini. Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budimarmo mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan efisiensi dengan rencana penurunan bunga simpanan. "Sedapat mungkin memberikan bunga yang lebih bersaing," ucap Rico.
Sedangkan, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) mengatakan, margin bunga bersih BCA kemungkinan akan turun. Meski begitu, pendapatan bunga akan tetap naik selama volume kredit tinggi.
NIM bukan fokus Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Asmawi Syam memperkirakan, BRI bisa memperoleh NIM sebesar 8,09% di tahun 2016. NIM tersebut hanya beda-beda tipis dengan perolahan margin tahun lalu.
Sebagai gambaran, NIM BRI tercatat sebesar 8,08% per September 2015. Tahun ini, kata Asmawi, BRI tidak terlalu fokus untuk menaikkan NIM secara signifikan. "Tahun ini kami tidak mematok NIM terlalu tinggi, yang penting laba bersih tidak stuck dan volume kredit bisa naik signifikan," imbuhnya.
Bank lain yakni CIMB Niaga juga tak akan agresif menggenjot NIM. Wan Razly, Direktur Strategi dan Keuangan Bank CIMB Niaga memperkirakan, level NIM pada tahun ini sekitar 5%. Per September 2015 lalu, NIM CIMB Niaga sebesar 5,19%.
Tahun ini, CIMB Niaga akan fokus memperbaiki kualitas kredit dan menggenjot dana-dana murah. Meskipun bank akan menurunkan bunga simpanan yang akan menyeret pula penurunan bunga kredit, namun bunga kredit masih tinggi.
Dody Ariefianto, Plt Direktur Grup Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi, suku bunga kredit maksimal berada di level 13%-15% pada tahun ini.
Kondisi Hal ini akan membuat NIM perbankan naik sekitar 10 basis poin-12 basis poin. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), rasio NIM tercatat naik 111 basis points (bps) menjadi 5,35% per November 2015 dibandingkan posisi 4,24% per November 2014.
Rasio NIM meningkat lantaran pendapatan bunga bersih bank juga naik 11,96% menjadi Rp 290,37 triliun per November 2015 ketimbang sebesar Rp 259,47 triliun per November 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













