kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Targetkan tumbuh dobel digit, BFI butuh pendanaan hingga Rp 10 triliun di 2020


Kamis, 19 Desember 2019 / 17:41 WIB
Targetkan tumbuh dobel digit, BFI butuh pendanaan hingga Rp 10 triliun di 2020
ILUSTRASI. Nasabah melakukan pembayaran di BFI Finance Tengerang Selatan, Senin (10/6). Pembiayaan tumbuh dobel digit, BFI butuh pendanaan hingga Rp 10 tirliun di 2020./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/10/05/2019.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk telah menyiapkan strategi bisnis pembiayaan tahun depan. Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance Sudjono menyatakan tahun depan bisnis pembiayaan bisa tumbuh doubel digit.

Guna memenuhi target pembiayaan itu, Sudjono menyebut dibutuhkan dana senilai Rp 9 triliun hingga Rp 10 triliun. Perusahaan multifinance dengan sandi saham BFIN ini akan memenuhi dana tersebut dari berbagai sumber pendanaan.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah mencapai Rp 127,3 triliun tahun 2019 ini

“Pendanaan tidak ada masalah, kita sangat solid, pendanaan kita ada dari dalam dan luar negeri. Juga dari pasar modal, semuanya terbuka. Eksisting bank kita sudah banyak, itu kita kaji juga dari obligasi dan pinjaman sindikasi juga rutin kita terbitin. Juga dari MTN luar negeri juga kita kaji. Kita sudah siap tinggal tunggu momentum saja jadi sangat beragam,” ujar Sudjono pekan lalu.

Ia mengaku kendati perbankan masih selektif memberikan pendanaan kepada perusahaan multifinance, BFI tidak kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank. Sudjono juga meyakinkan, BFI tidak memiliki ketergantungan pendanaan dari satu bank atau sumber pendanaan.

“Walaupun kita tidak dimiliki oleh bank, tapi kita udah kerja sama sejak lama dan bagus. Ekuitas kita yang sangat besar karena rasio modal terhadap hutang kecil, di bawah dua kali. Jadi sejauh ini sangat sehat,” jelas Sudjono.

Baca Juga: Bertambah 12 pemain fintech, kini ada 25 fintech lending yang dapat izin OJK

Adapun strategi pendanaan lewat pasar modal, Sudjono bilang masih akan menerbitkan obligasi dalam mata uang Rupiah maupun dolar Amerika Serikat. Begitupun dengan pinjaman offshore juga masih akan dilanjutkan.

“Pinjaman offshore kita banyak sekali, sudah dilakukan sejak 10 tahun lalu, tahun ini kita terbit US$ 200 juta. Tahun depan kita sesuaikan. Tapi dari market harusnya bagusnya,” papar Sudjono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×