kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Tarif listrik dan BBM naik, bunga kredit menanjak


Senin, 21 Januari 2013 / 10:19 WIB
Tarif listrik dan BBM naik, bunga kredit menanjak
ILUSTRASI. Warga melintas di depan Menara Bank BTN di Jakarta, Selasa (10/12/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Roy Franedya |

JAKARTA. Benar saja peringatan Kontan akhir pekan lalu (Harian Kontan, 19 Januari 2013). Perbankan bersiap menaikkan bunga kredit pada kuartal I-2013. Pemicunya, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan pembatasan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Kedua kebijakan ini bakal memberikan tekanan pada inflasi, sehingga dapat mempengaruhi suku bunga. 

Berdasarkan Survei BI yang dipublikasikan pekan lalu, kedua faktor tersebut mendorong kenaikan cost of loanable fund (CoLF) atau biaya dana bank untuk memperoleh pendapatan. Rata-rata CoLF rupiah kuartal I-2013 sebesar 8,58%, naik 12 basis poin (bps) dari kuartal IV 2012. Adapun rerata CoLF valas meningkat 8 bps menjadi 3,37%.

Kenaikan ini bisa mengerek bunga kredit modal kerja (KMK) 15 bps jadi 12,35% dan kredit investasi (KI) 2 bps jadi 12,13%. Penurunan hanya terjadi di bunga kredit konsumsi, imbas kebijakan loan to value (LTV) kredit kendaraan bermotor dan aturan suku bunga kartu kredit mulai 1 Januari 2013.

Sebelumnya, BI memprediksi , kenaikan TDL 15% dan harga BBM akan menyumbang inflasi masing-masing sebesar 0,25% dan 0,7%. Tahun ini, BI menargetkan inflasi 4,5% hingga 5,5% atau sama dengan target inflasi tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono, mengatakan kenaikan inflasi akan mengerek biaya operasional dan ekspektasi masyarakat akan bunga simpanan. Dua kombinasi ini memberikan tekanan pada biaya dana. "Sekarang bank terus meningkatkan efisiensi agar bisa memberikan bunga yang rendah dan wajar," ujarnya.

Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA) dan OCBC NISP mengaku belum berencana menaikkan bunga kredit dalam waktu dekat. "Tetapi kami tetap memonitoring inflasi, BI rate dan kondisi likuiditas." kata   Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA. Jika terjadi perubahan pada tiga indikator itu, bank bisa menaikkan bunga kredit.

Berdasarkan survei, pada kuartal I ini bank memprediksi, kredit tumbuh 7,64% dibanding Desember 2012. Bank cenderung menurunkan target kredit karena kebutuhan pembiayaan belum terlalu besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×