Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) sebagai satu-satunya bank syariah yang fokus pada segmen ultra mikro optimistis bisa terus mencatatkan pertumbuhan bisnis tahun depan sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional.
Di tengah tantangan pandemi Covid-19, BTPN Syariah masih bisa menorehkan pertumbuhan hingga pada kuartal III 2021.
Metode bisnis pendampingan berkelanjutan yang dilakukan perseroan menjadi salah satu kunci perseroan bisa tetap tumbuh di tengah tantangan tersebut dan juga dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat, terutama dengan kehadiran fintech.
Dewie Pelitawati, Komisari BTPN Syariah mengatakan, kelompok yang paling terdampak pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun lalu adalah masyarakat berpenghasilan rendah yang merupakan fokus pasar perseroan. Namun, kelompok ini juga yang paling cepat pulih dari dampak pandemi itu.
Baca Juga: OJK sebut model bisnis bank syariah cerah, peluang bagi emiten BRIS, BTPS dan BANK
"Lebih dari separuh nasabah kita terdampak terkena dampak pandemi dan terpaksa direstrukturisasi. Puncaknya tahun lalu total yang direstrukturisasi lebih dari sejutaan. Namun kini sudah turun drastis seiring dengan program-program pendampingan yang kami berikan," katanya dalam Media Breafing Women Empower Women, di Jakarta, Kamis (16/12).
Pendampingan yang diberikan membantu para ibu-ibu yang memang menjadi target market bank ini untuk beradaptasi terhadap kondisi pandemi agar bisa bangkit. Perseroan juga membantu para nasabahnya untuk mulai mengakses digital yang sederhana seperti lewat grup whashapp.
Alhasil, bank ini masih berhasil mencatatkan pembiayaan Rp 10,2 triliun pada September 2021 atau meningkat 12 % yoy dibandingkan realisasi tahun lalu yakni Rp 9,1 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPF) juga dijaga pada level 2,4%. Laba bersih perseroan mencapai Rp 1,1 triliun.
Business Planning & Assurance Head BTPN Syariah, Dewi Nuzulianti mengatakan, pihaknya optimis masih akan terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional karena pandemi Covid-19 ini berpotensi besar menghasilkan pelaku usaha ultra mikro baru.