kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Terimbas corona, Bank Mandiri merestrukturisasi kredit Rp 46 triliun hingga 7 Mei


Sabtu, 09 Mei 2020 / 12:30 WIB
Terimbas corona, Bank Mandiri merestrukturisasi kredit Rp 46 triliun hingga 7 Mei


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terus melakukan restrukturisasi kredit terhadap debitur yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Total kredit yang sudah direstrukturisasi bank pelat merah ini hingga 7 Mei 2020 sudah mencapai Rp 46 triliun.

Donsuwan Simatupang, Direktur Kelembagan Bank Mandiri mengatakan, total jumlah debitur yang melakukan restrukturisasi kredit mencapai 165.000. Menurutnya, angka tersebut masih akan terus bergerak.

Baca Juga: Bank dimungkinkan dapat pinjaman likuiditas lewat bank perantara, begini syaratnya

"Pengaruh pandemi Covid-19 dirasakan oleh 18 sektor usaha utama nasional yang tentunya berdampak pada perbankan. Ada sektor itu yang mulai terkena di tahap pertama, ada yang baru terdampak di tahapan kedua. Bisa dikatakan mood bank saat ini sudah berubah dari new booking kredit ke restrukturisasi," jelas Donsuwan dalam pemaparan outlook ekonomi secara virtual, Jumat (8/5).

Dampak Covid-19 telah mengubah semua proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari positif menjadi negatif 3% tahun ini dan proyeksi pertumbuhan Indonesia turun dari semula 5,15% menjadi 0,5%. 
Dengan perkembangan tersebut, Donsuwan bilang, rencana bisnis bank (RBB) yang dirancang tahun ini oleh Bank Mandiri sudah tidak relevan lagi.

Oleh karena itu, Bank Mandiri akan merevisi RBB tahun ini. Namun, lantaran belum ada perkiraan pasti kapan pandemi Covid-19 akan berakhir, perseroan belum bisa mengumumkan hasil RBB barunya.

"Belum ada kepastian kapan Covid-19 berakhir membuat kita kesulitan membuat prediksi. Tetapi kami sekarang sedang membuat skenario dan akan kami serahkan ke OJK," kata Donsuwan.

Sementara data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), restrukturisasi kredit perbankan hingga 24 April 2020 sudah mencapai Rp 207,2 triliun baik dari debitur UMKM dan non UMKM.

Adapun jumlah debitur yang melakukan restrukturisasi itu mencapai 1,02 juta. Restrukturisasi UMKM sendiri telah mencapai Rp 99,3 triliun dengan jumlah debitur 819.923 dan non UMKM mencapai Rp 107,85 triliun dari 199.411 debitur.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, restrukturisasi kredit perbankan tersebut masih berjalan dan akan dinamis. 

Baca Juga: Kredit modal kerja berpotensi tumbuh lebih baik

"Dengan cara ini kita akan dapatkan informasi yang akurat kira-kira seberapa bessar yang potensi nanti yang retrukturisasi ini nanti memerlukan pinjaman likuiditas," katanya dalam rapat live streaming bersama Komisi XI DPR, Rabu (6/5)

Adapun kredit yang berpotensi direstrukturisasi memiliki debet kredit sebesar Rp 1.112,59 triliun yang terdiri dari kredit UMKM Rp 405,32 triliun dan non UMKM Rp 707,26 triliun. Sehingga realisasi restrukturisasi tersebut masih sekitar 18,62%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×