Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) menilai kondisi pasar saat ini hingga akhir tahun masih fluktuatif dalam hal investasi. Head of Investment Generali Indonesia Ignatius Philip mengatakan sesuai dengan konsep investasi, nilai saham fluktuatif disebabkan oleh berbagai faktor, seperti sentimen pasar, kenaikan suka bunga, dan lain-lain.
Ignatius mengatakan kondisi pasar yang masih fluktuatif membuat perusahaan penuh kehati-hatian dalam berinvestasi. Adapun kondisi tersebut kebanyakan dipengaruhi dari faktor eksternal.
"Khususnya, geopolitik Timur Tengah dan langkah moneter bank sentral Amerika Serikat, meski hingga saat ini masih cenderung stabil. Ditambah kehati-hatian inflasi yang kembali naik jika harga minyak dunia naik dan Rupiah kembali melemah," ucapnya kepada KONTAN, Minggu (5/11).
Untuk tren jangka panjang, Ignatius menerangkan investor dengan time horizon panjang bisa mulai mengunci imbal hasil tinggi di tingkat bunga saat ini ketika indikasi Rupiah sudah lebih stabil.
Baca Juga: BNI Life Catatkan Hasil Investasi Rp 1,1 Triliun Hingga September 2023
Sementara itu, Ignatius menyampaikan hasil investasi Generali Indonesia hingga September 2023 masih menunjukkan hasil yang positif, jika dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu.
Mengenai hasil positif tersebut, dia tak memungkiri ada kaitannya juga dalam mengalokasikan dan mengelola portofolio investasi. Dalam hal investasi, Ignatius menyebut Generali Indonesia mematuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan memiliki proses pengawasan, baik dari komite investasi, regional, maupun secara grup.
Ignatius pun mengatakan pengelolaan alokasi investasi juga menerapkan berbagai strategi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, baik untuk strategi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
"Dalam menerapkan strateginya, Generali Indonesia mengatur pemilihan portofolio secara seimbang, melalui kepemilikan pada saham-saham blue chip, saham-saham dari dengan kapitalisasi besar (big cap), maupun saham-saham dengan kapitalisasi kecil (small cap)," katanya.
Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hasil investasi industri asuransi jiwa per Agustus mencapai Rp 23,66 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News