Reporter: Andri Indradie | Editor: Johana K.
JAKARTA. Bank terbesar kedua di Inggris, Barclays Plc, berencana menjual atau menutup Barclays Indonesia. Penutupan ini dilakukan dalam rangka restrukturisasi perusahaan yang menelan biaya sekitar US$ 150 juta.
Barclys Plc. akan dipisah menjadi tiga unit terpisah dan memperbarui lini bisnis untuk memperkuat ekspansi berdasarkan sumber daya yang ada. "Ini akan menjadi prioritas kami untuk berkembang ke depan," tulis Barclays dalam siaran persnya, Senin (22/3).
Menurut Chief Executif Officer Barclays Plc. John Varley, restrukturisasi ini dilakukan dalam rangka mengerem ekspansi yang
terlalu berlebihan pada bisnis ritel dan corporate banking. "Ekspansi perusahaan secara internasional terlalu agresif pada beberapa konteks tertentu," katanya bulan lalu.
Namun, Barclays Plc. menegaskan, restrukturisasi ini tak akan berdampak pada perusahaan secara keseluruhan termasuk laporan laba rugi, neraca, atau pernyataan penting lainnya," imbuh Barclays di siaran persnya.
Bank Indonesia (BI) mengaku belum mendengar rencana penjualan ini. Direktur Perizinan dan Informasi Perbankan BI Joni Swastanto mengatakan, intinya bank harus menyelesaikan semua kewajibannya di Indonesia sesuati peraturan yang ada.
Yang jelas, lanjut Joni, BI tak akan keberatan apabila rencana penjualan kembali Barclays Indonesia ini benar. "Yang tidak boleh
adalah akuisisi terus dijual untuk mencari keuntungan. Jadi, (Barclays) harus bisa membuktikan kalau mau menjual lagi, harus karena alasan tertentu dan bukan hanya mencari keuntungan," katanya kepada KONTAN, Senin (22/3).
Sekedar informasi, selain Barclays Indonesia, bisnis ritel dan corporate banking Barclays Plc. juga terdapat di Absa, Afrika Selatan.
Pertengahan Januari 2009 lalu Barclays Plc. resmi mendapat izin penuh dari BI untuk mengakuisisi Bank Akita.
"Izin penuh sudah kami berikan ke Barclays Januari 2009 lalu," kata Joni.
Barclays Plc. membeli 457.875.000 saham atau setara 99% saham Bank Akita melalui Barclays Capital Plc. Keduanya sudah menandatangani Akta Akuisisi Nomor 138 pada 30 Januari 2009.
Barclays membeli saham milik Daniel Gunawan, Basuki Kumala, dan PT Orix Indonesia Finance. Setelah dikuasai Barclays Capital Plc., maka komposisi pemegang saham Bank Akita adalah Barclays Capital Plc. 99% dan Daniel Gunawan 1%.
Berdasarkan data BI, akhir 2009 lalu Barclays Indonesia tercatat belum menghasilkan laba dan merugi hingga Rp 228,8 miliar. Padahal, akhir 2008 bank ini masih meraup laba sebesar Rp 13,16 miliar.
Per Desember 2009, kredit Barclays Indonesia turun 52% dari Rp 655,16 miliar pada akhir 2008 menjadi Rp 314,11 miliar per akhir 2009. Dana pihak ketiga (DPK) Barclays juga merosot, dari Rp 717,09 miliar menjadi Rp 475,25 miliar atau anjlok 33,7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News