kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Tiga multifinance dapat peringkat stabil


Rabu, 14 Oktober 2015 / 13:40 WIB
Tiga multifinance dapat peringkat stabil


Reporter: Mona Tobing | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat stabil kepada tiga perusahaan multifinance.

Sekalipun terjadi perlambatan pembiayaan, namun prospek bisnis multifinance dianggap masih cerah dengan kualitas asset yang terbilang baik.

Adapun tiga perusahaan yang prospek bisnisnya dikatakan stabil adalah PT Mandiri Tunas Finance (MTF), PT Intan Baruprana Finance (IBFN) dan PT Bima Multifinance.

Ketiganya diprediksi mampu mempertahankan bisnisnya sekalipun dalam kondisi perlambatan penyaluran pembiayaan. Artinya, peluang pertumbuhan pembiayaan masih terjadi.

Dari sisi kualitas asset juga dianggap baik dengan rasio kredit macet masih berkisar antara 3% sampai 4%. Dyah Puspita Rini, Analis Pefindo mengatakan, prospek yang stabil diartikan dalam satu sampai dua tahun kedepan bisnis tiga multifinance tersebut masih tetap tumbuh.

Apalagi saat ini multifinance juga mulai melakukan diversifikasi bisnis usaha. Peluang ini bisa memacu kinerja multifinance.

"Asalkan perusahaan dapat menunjukkan kemampuan dalam mendiversikasikan bisnis dan tidak terlalu bergantung pada satu sektor," ujar Dyah kemarin (13/10).

Ambil contoh, IBFN yang prospeknya disebut stabil. Sekalipun terjadi penurunan penyaluran pembiayaan karena turunnya harga komoditas.

Sebagai perusahaan dengan bisnis utama pembiayaan alat berat, risiko yang melekat di perusahaan adalah eksposur harga komoditas. Saat harga komoditas jatuh, praktis penyaluran pembiayaan alat berat juga akan lesu.

Plus, kemampuan nasabah untuk membayarkan kewajiban kreditnya berkurang. Namun dengan diversifikasi bisnis usaha, Pefindo memprediksi prospek bisnis IBFN stabil.

"Mereka sudah mulai mengurangi porsi pembiayaan tambang. Misalnya jika tahun 2014 sempat porsi pembiayaan untuk sektor pertambangan batu bara sebasar 47% kini menjadi 41%," papar Dyah.

Sebagai gantinya perusahaan mulai memperluas pembiayaan pada sektor konstruksi, kesehatan dan manufaktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×