kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tiga pilar Bank Permata tingkatkan kinerja


Minggu, 28 Mei 2017 / 14:18 WIB
Tiga pilar Bank Permata tingkatkan kinerja


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Bank Permata Tbk telah menyusun kerangka strategi untuk mengembangkan kinerja ke depan. Untuk itu bank mengandalkan tiga pilar bisnis.

Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia akhir pekan lalu (26/5) disebut bahwa tiga pilar bisnis ini adalah pertama retail banking, kedua wholesale banking dan ketiga adalah bisnis syariah.

Untuk retail banking, bank melakukan transformasi bisnis dengan inovasi e-channel. “Hal ini diharapkan bisa memaksimalkan produktifitas dan meningkatkan layanan dan produk inovatif,” ujar manajemen Permata Bank dalam keterangan tertulis.

Pada segmen wholesale banking (korporasi), Bank Permata juga akan memaksimalkan potensi rantai nilai dari bisnis Astra. Bank juga akan berusaha meminimalisir kredit bermasalah di sektor ini.

Sedangkan untuk mengembangkan bisnis syariah bank akan menyasar pasar yang baru. Selain itu bank akan mengoptimalkan beberapa bisnis syariah seperti konsumer, UKM, wealth management, dan e-channel.

Selain itu untuk mengembangkan bisnis baik ritel korporasi maupun syariah, bank berkode BNLI ini juga melakukan kerja sama strategis dengan beberapa institusi seperti Indosat Ooredoo, Gojek dan Persib.

Sebagai gambaran pada kuartal I-2017, bank patungan Astra dan Stanchart ini telah mencatat keuntungan sebesar Rp 453 miliar dari kerugian Rp 376 miliar dari periode yang sama 2016.

Untuk fungsi intermediasi, pada tiga bulan pertama 2017 bank masih mencatat penurunan kredit 22% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 95,4 triliun. Non Performing Loan (NPL) tercatat masih 6,4% didominasi oleh sektor pengolahan dan perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×