kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tingkatkan Penyaluran Kredit, Perbankan Terus Menjaga Likuiditas


Sabtu, 25 Juni 2022 / 11:20 WIB
Tingkatkan Penyaluran Kredit, Perbankan Terus Menjaga Likuiditas
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu kantor cabang Bank BUMN di Jakarta, Kamis (2/6). Tingkatkan Penyaluran Kredit, Perbankan Terus Menjaga Likuiditas.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kenaikan Giro Wajib Mininum (GWM) diperkirakan tidak akan terlalu berdampak terhadap likuiditas perbankan. Meski demikian sejumlah bank memperkuat likuiditas untuk mendukung penyaluran kredit tahun ini.

Melalui strategi tersebut, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit rasio (LDR) semakin sehat. Peningkatan LDR akan menopang pendapat perusahaan dari penyaluran kredit.

Bank Capital misalnya, mencatatkan LDR sebesar 12,35% pada tahun 2021. Dengan penyaluran kredit sebesar Rp 2,31 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 16,36 triliun pada periode yang sama.

Dengan realisasi itu, bank akan memperkuat likuiditas melalui rencana rights issue pada Juli 2022. Bank berkode saham BACA ini akan menerbitkan 19,96 miliar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Baca Juga: Likuiditas Rupiah Melimpah, Mandiri Sekuritas Yakin Pasar Obligasi Tahun Ini Solid

"Bank Capital ingin meningkatkan modal dari rencana yang tertunda untuk mencapai modal inti Rp 3 triliun," kata Direktur Utama Bank Capital, Wahyu Dwi Aji, Jumat (24/6).

Tak berbeda, Bank Ina berencana menggelar rights issue pada kuartal IV-2022 untuk memperkuat likuiditas. Perusahaan itu membidik dana Rp 1 triliun dengan melepas 2 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Selain itu, perusahaan juga akan berupaya mengurangi penghimpunan deposito dan fokus mendorong dana murah (CASA). Sementara dana yang tidak tersalurkan ke kredit akan ditempatkan pada obligasi korporasi, obligasi pemerintah dan Bank Indonesia (BI).

Tahun ini Bank Ina membidik LDR di kisaran 50%-70%. Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu berharap LDR perseroan meningkat sejalan dengan membaiknya perekonomian.

Baca Juga: Penyesuaian GWM Sejak Maret Sudah Menyedot Likuiditas Perbakan Rp 119 Triliun

Sementara Bank Sampoerna mencatatkan LDR di level 94,1% per Maret 2022. Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan masih waktu dalam penyesuaian GWM 9% pada September 2022.

Ia optimistis, penyaluran kredit bisa lebih tinggi dari industri perbankan dan LDR di jaga pada level 90% sampai akhir tahun. Henky menyebutkan pihaknya akan fokus pendanaan dari DPK dan memaksimalkan layanan Sampoerna mobile banking.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×