Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Penyaluran kredit perusahaan pembiayaan yang fokus menyalurkan kredit bagi kendaraan merek Toyota, yakni Toyota Astra Financial Services masih cukup deras di sepanjang kuartal pertama tahun 2015 ini. Hingga akhir Maret 2015 lalu, multifinance ini menyalurkan kredit sekitar Rp 2,72 triliun.
Bambang Bodhianto, Direktur Toyota Astra Financial mengatakan, penyaluran pembiayaan ini sesuai target. "Kalau secara unit kami membiayai lebih dari 18.000 unit dari Januari sampai Maret 2015," kata Bambang, kemarin.
Bambang mengatakan, pembiayaan Toyota Astra Financial pada tiga bulan pertama tahun ini masih sejalan dengan target tahunan. Tahun ini, Toyota Astra Financial memasang dua skenario pertumbuhan. Jika kondisi pasar otomotif suram, maka perusahaan pembiayaan ini hanya mematok target pertumbuhan pembiayaan antara 2%-3%. Sedangkan, target lebih optimistis Toyota Astra Financial berada di level 5%-6%.
Tahun lalu, penyaluran pembiayaan perusahaan patungan antara Toyota Financial Services Corporation dengan Astra International ini tumbuh 6% menjadi Rp 10,29 triliun. Untuk pertumbuhan minimal, multifinance ini berharap penyaluran pembiayaan dapat meningkat tipis menjadi Rp 10,49 triliun di tahun ini.
Berarti, di kuartal pertama tahun ini, Toyota Astra Financial telah merealisasikan 25,92% dari total target konservatif tersebut. "Pada Januari sampai Maret, pasar turun 15%. Kami berharap di waktu mendatang bisa normal lagi," kata Bambang.
Adapun sepanjang tahun lalu, Toyota Astra Financial membiayai 68.900 unit kendaraan roda empat. Sekitar 70% pembiayaan multifinance ini merupakan pembiayaan ritel, sisanya merupakan pembiayaan korporasi. Baik jumlah unit maupun jumlah pembiayaan tumbuh 6% tahun lalu.
Dari pokok utang sekitar Rp 10,29 triliun tersebut, sekitar 98% tersalur ke pembiayaan mobil baru. Sedangkan, sisanya sebanyak 2% mengalir ke pembiayaan mobil bekas.
Pendapatan Toyota Astra Financial tahun lalu tumbuh 17,68% menjadi Rp 1,82 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tapi, peningkatan beban, terutama beban bunga dan keuangan serta cadangan kerugian penurunan nilai menyebabkan laba bersih multifinance ini hanya naik tipis 4,95% menjadi Rp 278,44 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News