Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan makin mantap memasuki era digital banking. Tapi, karena ada pembatasan untuk mengantisipasi risiko, nilai transaksi besar masih terjadi di cabang.
Ambil contoh PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang sudah melayani 96% transaksi digital banking. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan bilang untuk transaksi ritel sudah lebih dari 98% sudah dilakukan nasabah di digital banking. Lebih lanjut, Lani bilang pertumbuhan terbesar di digital seperri Go-mobile, clicks mobile, dan internet banking dengan pertunbuhan di atas 40% secara tahunan.
"Transaksi digital terutama di Go-mobile pertumbuhannya hampir 60% yoy. Kami aktif mempromosikan digital banking di masyarakat dan nasabah. Sebab, customer experience lebih baik, bisa dari mana saja dan kapan saja," ujar Lani kepada Kontan.co.id, Selasa (22/1).
Lanjut Lani, nilai transaksi besar CIMB Niaga masih terjadi di cabang. Kebanyakan di cabang berasal dari transaksi non ritel dan memiliki ticket size lebih besar. Lantaran transaksi digital masih ada pembatasan karena unsur risiko.
Tak mau kalah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga mencatatkan pertumbuhan penggunaan berbagai kanal elektronik atau e-channel sepanjang tahun 2018.
Direktur Retail Banking BNI Tambok P Setyawati menyebutkan, transaksi melalui e-channel saat ini sudah mencapai sekitar 92% dari total transaksi BNI. Transaksi Mobile Banking tahun lalu meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dari 32 juta transaksi menjadi 97 juta transaksi pada tahun 2018.
"Nilai transaksinya pun cukup signifikan, yaitu tumbuh 168% dari Rp 50 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 133 triliun pada tahun 2018," ujar Tambok.
Lanjut Tambok, minat masyarakat untuk bertransaksi melalui pesan singkat (SMS) tumbuh dari 389 juta transaksi pada tahun 2017 menjadi 504 juta transaksi selama tahun 2018, atau tumbuh 30% secara tahunan.
Adapun nilai transaksinya tumbuh 29% dari Rp 40 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 51 triliun pada akhir tahun 2018. Jumlah pengguna SMS Banking BNI menunjukkan pertumbuhan sebesar 16% dari 9 juta pada akhir tahun 2017 menjadi 10 juta pada akhir tahun 2018.
Selain itu, Tambok menjelaskan pertumbuhan juga terlihat pada layanan Electronic Data Capture (EDC) dan penggunaan kartu uang elektronik (BNI TapCash).
"Jumlah transaksi EDC yang meningkat 21% dari 34 juta transaksi pada tahun 2017 menjadi 41 juta transaksi pada tahun 2018. Peningkatan transaksi tersebut diikuti pertumbuhan nilai transaksinya sebesar Rp 47 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 55 triliun pada tahun 2018 atau tumbuh 18%," jelas BNI.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mencatatkan transaksi nasabah lebih banyak terjadi di digital banking dari pada cabang. Guna memperbanyak transaksi digital banking, BCA meluncurkan fitur baru yakni OneKlik. Lewat fitur ini, nasabah dapat melaku pembayaran di merchant dengan satu klik.
Hingga saat ini, OneKlik BCA sudah mengandeng empat pelaku e-commerce yakni Blibli, Bukalapak, GoJek, dan Shopee. Direktur BCA Henry Koenafi menyatakan pada tahun lalu BCA sudah mengandeng sekitar 500 pelaku e-commerce yang telah terhubung dengan application programming interface (API).
Keterhubungan API ini, pembayaran di e-commerce tersebut dapat dibayar lewat BCA. Namun pembayarannya masih membutuhkan beberapa langkah. Henry mengaku pada tahap awal, BCA hanya membidik e-commerce yang memiliki nilai transaksi yang besar untuk menggunakan OneKlik. Barulah ke nilai yang kecil.
OneKlik ini memiliki fitur API BCA seperti online transfer, informasi saldo, mutasi rekening, virtual account, dan puluhan fitur lainnya.
"Kita saat ini sudah 97% transaksi lewat digital, tinggal 3% yang di cabang. Tapi secara nilai, transkasi cabang lebih dari 50%. Jadi transaksi besar itu tetap di cabang yang kecil-kecil dan yang personal itu pakai mobile," imbuh Henry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News