Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengoptimalkan potensi pembayaran digital. Salah satunya melalui sistem pembayaran berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan pertumbuhan transaksi QRIS sebesar 12.183% year on year (YoY) selama tahun 2022. Secara nominal, transaksi QRIS BRI mencapai Rp 7,4 triliun di akhir tahun lalu.
“Capaian tersebut ditopang oleh tingginya transaksi di sektor FnB dan Groceries. Di sisi lain, BRI telah menetapkan fitur QRIS menjadi fitur yang default bagi merchant yang menggunakan mesin EDC BRI,” jelasnya kepada Kontan.co.id pada pekan lalu.
Baca Juga: Transaksi QRIS Semakin Melesat
Ia menargetkan transaksi QRIS pada 2023 bisa meningkat 30% YoY. Di sisi lain, BRI telah menyelesaikan beberapa inovasi produk untuk menggenjot transaksi QRIS seperti API untuk QRIS Static, QRIS Dynamic, dan API QRIS CPM.
“Terakhir untuk memudahkan merchant atau nasabah dalam melakukan monitoring transaksi, BRI telah meluncurkan BRI Merchant Apps. Dengan adanya pengembangan produk tersebut diharapkan inline dan dapat membantu produk QRIS menjangkau masyarakat dan tentunya transaksi lebih mudah,” paparnya.
Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) menyebut pembayaran via QRIS sudah tembus 1 miliar kali dengan nilai lebih dari Rp 100 triliun di akhir 2022.
Ketua Umum ASPI Santoso menyatakan potensi QRIS ini akan semakin luas. Sebab, implementasinya sudah memasuki tahap ekspansi luar negeri. Setelah QRIS bisa digunakan di Thailand, BI juga sudah menjalankan percobaan di Singapura dan Malaysia.
“Kami sedang explore dengan Jepang, saya dengar BI sudah ada MoU. Begitupun dengan PBoC (bank sentral China) untuk beberapa inisiatif. Mungkin Korea dan India. Ada beberapa negara yang menurut saya harus jadi perhatian industri dan dukungan pelaku,” ujarnya kepada KONTAN pada pekan lalu.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono mencatatkan transaksi QRIS orang Indonesia di Thailand sudah mencapai 14.555 kali transaksi setara dengan Rp 8,54 miliar. Sedangkan transaksi orang Thailand di Indonesia hanya 492 kali transaksi atau Rp 114 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News