kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren NIM diproyeksi turun, begini strategi bankir


Senin, 02 Januari 2017 / 13:04 WIB
Tren NIM diproyeksi turun, begini strategi bankir


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Beberapa bankir memproyeksi rasio net interest margin/NIM (margin bunga bersih) perbankan 2017 akan mengalami tren penurunan. Hal ini karena suku bunga kredit masih dalam tren penurunan, sementara suku bunga deposito sudah mulai flat bahkan berpotensi naik.

Ambil contoh, proyeksi NIM dua bank besar yaitu Bank Mandiri dan Bank BNI pada 2017. Bank Mandiri memproyeksi pada 2017 NIM berada diangka 5% atau lebih rendah dibandingkan angka kuartal 3 2016 yaitu 6,4%.

Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengakui bahwa tren NIM 2017 akan mengalami penurunan. “Karena tren bunga kredit yang masih turun sedangkan suku bunga deposito berpotensi naik seiring dengan dampak kebijakan Fed mulai terasa,” ujar Kartika kepada KONTAN, Senin (2/1).

Sedangkan BNI memproyeksi, NIM 2017 akan berada di level 6%. Proyeksi ini lebih rendah dari NIM BNI kuartal 3 2016 yaitu diangka 6,22%.

Bank Permata juga memproyeksi rasio NIM pada tahun 2017 akan mengalami penurunan. Beberapa faktor yang mendukung hal ini antara lain karena suku bunga kredit tahun ini yang sangat kompetitif.

“Kedua adalah adanya pengaruh dari NPL dan kebijakan internal yang ingin menjaga likuiditas di level yang sehat,” ujar Anita Siswadi, Direktur Wholesale Bank Permata kepada KONTAN, Senin (2/1).

Beberapa bankir tidak tinggal diam. Pada tahun ini, bank sudah menyiapkan beberapa strategi seperti meningkatkan pendapatan alternatif non bunga seperti fee based income.

Bank Mandiri mengaku pada tahun ini akan menjaga komposisi dana murah (tabungan dan giro) di kisaran 65% dari total dana masyarakat untuk menurunkan cost of fund. Sedangkan Bank BNI mengaku akan menjaga ekspansi kredit yang mempunyai yield tinggi dan menjaga CASA (dana murah) di angka 61% sampai 63%.

Beberapa bank lain juga mempunyai strategi relatif sama. CIMB misalnya, akan menjaga rasio CASA dievel 55%. “Selain itu kami juga akan menekankan pertumbuhan kredit dengan suku bunga kompetitif,” ujar John Simon, Direktur Treasury & Capital Market CIMB Niaga kepada KONTAN, Senin (2/1).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×