kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren Restrukturisasi Pembiayaan Multifinance Terus Melandai


Senin, 18 April 2022 / 19:54 WIB
Tren Restrukturisasi Pembiayaan Multifinance Terus Melandai
ILUSTRASI. Ilustrasi pembiayaan multifinance./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pengajuan restrukturisasi pembiayaan saat ini sudah mulai melandai. Meski begitu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi memperpanjang kebijakan restrukturisasi pembiayaan  hingga 17 April 2023.

Clipan Finance mengakui, tren restrukturisasi masih ada kendati sudah tidak banyak. Hanya menurutnya, yang masih dalam proses restrukturisasi ada beberapa yang tidak bisa bayar, khususnya terkait sektor pariwisata.

Hingga saat ini, total outstanding restrukturisasi Clipan mencapai Rp 3,5 triliun, dengan jumlah restrukturisasi aktif mencapai Rp 44,2 miliar, yang write off (WO) dari restrukturisasi sebanyak Rp 3 miliar.

"Nasabah yang mengajukan program restrukturisasi dalam waktu 6 bulan ada sekitar 30-an customer," kata  Dirut Clipan Finance, Harjanto Tjitohardjojo kepada Kontan.co.id, Senin (18/4).

Menurut Harjanto, jika ada lonjakan nasabah yang mengajukan restrukturisasi, tentunya perusahaan akan verifikasi nasabah secara ketat untuk kelayakan. "Jika layak tetap kami berikan restrukturisasi, hal ini adalah salah satu solusi penyelesaian kredit bermasalah," ujar Harjanto.

Baca Juga: Kredit Bermasalah di Bank Mulai Turun

Sementara itu, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menyampaikan, hingga saat ini perusahaan juga masih memberikan restrukturisasi yang selektif kepada nasabah.

"Antisipasi kemungkinannya adalah dengan membangun komunikasi dengan nasabah secara intens," ujar Direktur Sales & Distribusi MTF William Francis.

Terkait perpanjangan restrukturisasi, menurut William bisa direview oleh pemerintah, jika sudah masuk masa endemi, karena rasanya sudah tidak diperlukan.

Vice Chairman of Executive Board Indomobil Finance, Gunawan Effendi juga mengakui, sudah hampir tidak ada yang mengajukan restrukturisasi pembiayaan secara masif di Indomobil.

"Kalaupun ada sifatnya case by case dan jumlahnya tidak besar," ujar Gunawan.

Menurutnya, untuk industri pembiayaan mungkin masih diperlukan relaksasi mengingat belum semua bisnisnya pulih akibat pandemi 2 tahun terakhir ini.

Ia berharap kondisi debitur semakin membaik seiring dengan mulai bergeraknya roda perekonomian dan membuat bisnis semakin berkembang.

Presiden Direktur MUF Stanley Setia Atmadja juga menyebut, restrukturisasi pembiayaan di Mandiri Utama Finance sudah hampir selesai.

"Outstanding portfolio eks restrukturisasi per 31 Maret 2022 adalah Rp 1,3 triliun atau 7,21% dari total portfolio," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×