Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) memiliki sederet aksi korporasi di tahun ini untuk mengejar pertumbuhan anorganik. Selain rencana akuisisi, Tugu Pratama Indonesia juga akan melepas anak usahanya.
Salah satu akuisisi yang dipertimbangkan adalah membeli seluruh saham Dana Pensiun Pertamina di PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re). Saat ini, kepemilikan TPI di Tugu Re tercatat sebanyak 34,72% melalui anak usahanya, yaitu PT Tugu Pratama Interindo.
Sementara Dana Pensiun Pertamina mengempit sekitar 17,46% saham Tugu Re dan
PT Asriland sebanyak 47,81%.
"Program restrukturisasi kelompok usaha, dalam hal mengejar pertumbuhan anorganik tahun ini, salah satunya dengan menjadi pemegang saham pengendali di Tugu Re," ujar Yasril Y Rasyid, Direktur Utama Tugu Pratama Indonesia, akhir pekan lalu.
Tugu Pratama juga akan mencari mitra strategis untuk anak usahanya yang lain, yakni PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri dan Tugu Insurance Company (TIC) di Hong Kong.
"TIC Hong Kong sangat berkembang, asetnya terus naik. Supaya lebih berkembang, kami ingin mencarikan mitra strategis untuk TIC," imbuh Yasril.
Kendati begitu, tak semua anak usaha mendapatkan sokongan. TPI berencana melakukan divestasi pada anak usaha yang lain, seperti Staco Mandiri. Jumlah saham Tugu Pratama Interindo di Staco Mandiri hanya 6,86%.
Namun, TPI belum memutuskan apakah akan melepas Staco Mandiri. Sebab, Staco Mandiri memiliki nilai sejarah bagi TPI.
"Bisa saja, kami mempertahankan atau justru menambah kepemilikan saham, mengingat investor baru yang masuk itu menjanjikan," kata Sigit Suciptoyono, Direktur Tugu Pratama Indonesia.
Saat ini, Tugu Pratama memiliki sembilan anak usaha. Total penyertaan TPI di sembilan anak usahanya tersebut diperkirakan sekitar 40% dari total dana investasi perusahaan.
Direktur Tugu Pratama Indonesia Hendroyono menambahkan, pihaknya juga akan memisahkan alias spin off unit usaha asuransi syariah sekaligus mencari mitra strategis. Anak usaha baru tersebut diharapkan bisa menjadi lumbung pendapatan premi untuk bisnis ritel perusahaan.
"Kami berniat melahirkan anak usaha baru melalui pemisahan unit usaha syariah," kata Hendroyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News