kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turunkan BOPO, bank menengah berupaya menekan biaya operasional


Rabu, 15 Agustus 2018 / 21:21 WIB
Turunkan BOPO, bank menengah berupaya menekan biaya operasional
ILUSTRASI. Bank Mayapada


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank menengah mencatatkan kenaikan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) hingga Mei 2018 lalu. Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Mei 2018 BOPO secara industri berada di level 79,43%, membaik dibandingkan periode tahun lalu 79,7%.

Namun kelompok BUKU I, BUKU II dan BUKU III mencatatkan peningkatan BOPO. Hanya BUKU IV saja yang memperlihatkan penurunan BOPO. Bila ditelusuri, BOPO BUKU I per Mei 2018 berada di level 84,89%, BUKU II 86,09%, dan BUKU III 86,03%. Masing-masing meningkat dari bulan Mei 2017 lalu yang sebesar 82,33%, 83,86%, dan 84,26%.

Sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id, memang menyebut ada pengeluaran yang cukup besar pada beberapa bulan lalu. PT Bank Mayapada Internasional Tbk misalnya, yang mengatakan akhir-akhir ini banyak mengeluarkan pengeluaran untuk kegiatan corporate social responsibility (CSR).

"Karena CSR kami cukup besar akhir-akhir ini, apalagi juga ada peristiwa Lombok. Tapi di samping itu, CSR kami juga lewat pendidikan dengan universitas negeri hampir di semua kota yang ada cabang Bank Mayapada," ujar Direktur Utama Bank Mayapada Haryono Tjahjarijadi kepada Kontan.co.id, Rabu (15/8).

Adapun, sampai dengan kuartal II 2018 lalu Bank Mayapada mencatatakan BOPO naik tinggi menjadi 89,82% dari periode kuartal II 2017 sebesar 82,44%. Meski begitu, hingga akhir tahun bank ini menargetkan BOPO terjaga di kisaran 85% sampai 87%.

Berbeda, PT Bank OCBC NISP Tbk justru mencatatkan perbaikan dari segi rasio efisiensi. Per Juni 2018 lalu, OCBC NISP membukukan BOPO di level 72,84%. Posisi ini menurun cukup besar dari Juni 2017 sebesar 75,78%.

Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengungkapkan, saat ini BOPO berada di level yang cukup ideal. Dalam rangka menjaga efisiensi, pihaknya telah memiliki sejumlah strategi. Antara lain, memastikan efisiensi biaya terjaga baik termasuk kualitas kredit dan mengoptimalkan pendapatan di luar bunga, yaitu dengan mendorong produktivitas.

"BOPO di level saat ini cukup ideal walaupun tentu lebih rendah lebih baik. Kami akan menjaga di kedua sisi, efisiensi biaya dan optimalisasi pendapatan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×