Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan modal ventura asal Indonesia, East Ventures mengumumkan penutupan dana investasi keenam senilai US$75 juta atau sekitar Rp 1 triliun. Angka ini 2,5 kali lipat lebih besar dari target awal sebesar US$30 juta atau senilai Rp 427 miliar.
Dana investasi yang oversubscribed ini didukung oleh beragam investor kuat yang terdiri atas para high net worth individuals (HNWI), family offices di Asia, fund of funds, dan beberapa sovereign wealth funds.
Baca Juga: Bank Woori himpun DPK sebesar Rp 18,3 triliun per Juni 2019
Para HNWI yang turut berpartisipasi pada dana investasi ini adalah Wang Xing (CEO dari Meituan-Dianping), Eduardo Saverin (Co-Founder Facebook), dan Kaling Lim (Co-Founder Razer). Institutional investor yang turut bergabung dengan dana investasi ini antara lain Pavilion Capital, Adams Street Partners, dan Temasek.
Sementara beberapa family offices seperti Sinarmas Group, Triputra Group, dan Emtek Group yang berasal dari Indonesia juga turut mendukung dana investasi ini.
"Kami sebenarnya bisa menambah lebih banyak lagi, namun kami ingin mempertahankan disiplin tertentu di era euforia ini. Penting bagi ekosistem ini untuk mempertahankan kecepatan value creation agar dapat sesuai dengan valuation expectation," ujar Willson Cuaca selaku Managing Partner East Ventures dalam keterangan tertulis pada Rabu (21/8).
Dengan dana investasi baru ini, East Ventures mempertegas komitmen untuk terus mendukung ekosistem startup di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Dengan memanfaatkan keahlian lokal, East Ventures akan terus aktif menyediakan pendanaan tahap awal (seed funding) hingga Seri A bagi para startup dari semua sektor dan industri.
Baca Juga: Mirip bank, OJK mengkaji aturan pengelompokkan multifinance berdasarkan ekuitas
East Ventures telah berinvestasi pada berbagai vertikal baru seperti inklusi UKM, new retail, fintech, berita dan media, layanan kesehatan (healthcare), rantai pasokan (supply chain), dan transformasi digital. Hal ini mencakup investasi untuk Wahyoo, Stockbit, Allsome Fulfillment, Katadata, Cicil, Mekari, Kedai Sayur, Advotics, The FIT Company, dan Nalagenetics.
East Ventures telah berinvestasi pada lebih dari 160 startup Indonesia. Secara total para startup ini telah menerima lebih dari US $4 miliar atau sekitar Rp 57 triliun. Dana tersebut di luar investasi dari Grab.
Tahun lalu, East Ventures semakin memperkuat komitmen untuk terus mendukung perusahaan portofolionya dan membangun infrastruktur digital di Indonesia dengan meluncurkan dana investasi gabungan untuk startup tahap lanjutan (joint growth fund) senilai US$200 juta atau sekitar Rp 2,8 triliun yang bernama EV Growth.
East Ventures juga mencatatkan 30 start up yang didanai telah exit. Artinya para startup tersebut diakuisisi oleh perusahaan lebih besar lainnya maupun masuk bursa saham atau IPO. Misalnya Disdus yang diakuisisi oleh startup asal Amerika Serikat Groupon pada awal tahun 2011 dengan kurang dari satu tahun setelah East Ventures memberikan investasi.
Baca Juga: Penawaran obligasi lesu, bagaimana dengan nasib SBR008 nanti?
Pada tahun 2017, startup yang didukung oleh East Ventures juga diakuisisi oleh dua unicorn Asia Tenggara yakni Grab mengakuisisi Kudo dan Gojek mengakuisisi Loket.
Pada tahun 2018, sebuah proses merger dan akuisisi yang sukses di sektor Software as a Service (SaaS) terjadi lewat akuisisi Sleekr terhadap Jurnal dan Talenta, keduanya merupakan portofolio dari East Ventures. Pada tahun 2019, portofolio lainnya dari East Ventures yang bernama Bridestory diakuisisi oleh startup unicorn tanah air, Tokopedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News